Logika, berasal dari kata Yunani logos yang bermakna ucapan, kata, atau akal budi, merupakan cabang ilmu yang mempelajari cara berpikir yang sahih dan sistematis. Sebagai cabang filsafat, logika adalah seni dan ilmu berpikir yang benar. Logika memiliki dasar yang kuat dalam mengajarkan manusia cara merumuskan, mengevaluasi, dan memahami argumen. Dalam praktik sehari-hari, logika membantu individu menavigasi permasalahan kompleks dengan cara berpikir sistematis. Keilmuan ini bukan hanya berlaku dalam diskusi akademik, tetapi juga memengaruhi banyak aspek kehidupan. Secara fundamental, logika adalah alat untuk menganalisis kebenaran dan koherensi dalam suatu pemikiran.
Elemen utamanya adalah premis dan kesimpulan. Premis merupakan pernyataan yang menjadi dasar dari sebuah argumen, sedangkan kesimpulan adalah pernyataan yang dihasilkan dari hubungan antara premis-premis tersebut. Proses penalaran ini sering dirumuskan dalam bentuk silogisme, yang merupakan struktur dasar logika deduktif. Dengan cara ini, logika membantu mengidentifikasi apakah sebuah argumen valid secara struktur atau tidak. Sebagai ilmu, logika memiliki cakupan luas dan lintas disiplin. Penalaran deduktif dan induktif adalah dua metode utama yang digunakan untuk mengevaluasi argumen. Penalaran deduktif bergerak dari prinsip umum ke kasus khusus, sedangkan induktif mengambil pendekatan sebaliknya, dari kasus khusus ke prinsip umum.
Logika juga diatur oleh tiga hukum dasar yang universal. Hukum Identitas menegaskan bahwa sesuatu adalah dirinya sendiri (A adalah A). Hukum Non-Kontradiksi menyatakan bahwa sesuatu tidak bisa sekaligus benar dan salah dalam konteks yang sama. Hukum Eksklusi Tengah menegaskan bahwa setiap pernyataan harus bernilai benar atau salah, tanpa kemungkinan ketiga. Hukum ini menjadi dasar dalam mengevaluasi konsistensi dan validitas argumen. Dalam penerapannya, logika menggunakan operasi seperti konjungsi, disjungsi, implikasi, dan negasi. Misalnya, dalam operasi konjungsi, sebuah pernyataan majemuk hanya akan bernilai benar jika kedua pernyataan penyusunnya benar. Sebaliknya, operasi negasi membalik nilai kebenaran sebuah pernyataan; jika pernyataan asli salah, maka negasinya benar.
Logika terbagi menjadi Logika Formal, yang berfokus pada struktur argumen, dan Logika Informal, yang menekankan isi argumen dalam konteks praktis. Keduanya saling melengkapi dalam menganalisis argumen secara fleksibel. Sebagai ilmu, logika relevan dalam hukum, politik, dan hubungan internasional, termasuk diplomasi dan kebijakan strategis. Memahami logika meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menyusun argumen yang kuat.
Amir, J., & Budiharsono, A. (2023). Manifestasi Logika Sebagai Dasar Manusia Bernalar. Soscied, 6(2), 638-644.
Mubarok, F. 2024. Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika. Penerbit Adab.
Tandi la'bi, A., Novitadesi, E., & Lawalata, M. (2024). Menyelami Dasar-Dasar Logika: Pondasi Kritis Dalam Berfikir. Garuda: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 2(2), 12-24.
Zendrato, N., Lase, S., & Lawalata, M. (2024). Kontribusi Logika Dalam Perspektif Humanistik Yang Holistik. Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat, 2(3), 132-140.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H