"Ampun Ani sayang, bukannya senneng aku datang ini malah nanya."ujarnya sambil masih menatapku.
" Habisnya kaya jelangkung" kataku" pergi nggak pamit, datang nggak bilang."
" Maafkan aku An, aku sengaja mau kasih surprise." Ucapnya sambil memandangku. Aku menunduk malu.
" Selamat Ulang Tahun An semoga panjang umur, sehat, dan bahagia. "aku sampai nggak ingat kalau hari ini aku ulang tahun. " sampai nggak inget ulang tahun sendiri"
"Kenapa?" tanyanya.
Aku nggak bisa berkata apa-apa. Malu dan tersipu sendiri.
" Kangen aku nggak?" Tanyanya lagi seperti masih penasaran dengan perasaanku. Aku hanya bisa mengangguk. Tenggorokanku berat dan nggak mampu berkata-kata.Â
" Ya sudah yuk kita main" ujarnya. Dan untuk kesekian kalinya aku mengannguk. Sambil berjalan beriringan aku bisikkan kata "RINDU" lewat tatapan dan senyumku. Aku ngobrol di tempat yang nyaman buat ngobrol karena aku ingin menyampaikan banyak hal, kenapa dia nggak datang berminggu-minngu, kenapa nggak rindu padaku, dan masih banyak lagi.
Dia bercerita bahwa sepulang dari tanding kempo itu cidera kakinya dan diperlihatkannya padaku. Padahal aku nggak minta, mungkin hanya untuk memastikan padaku agar aku nggak berburuk sangka.dia juga menyampaikan alasan nggak datang padaku itu karena kakinya belum sembuh benar dan takutnya malah cederanya jadi parah.Â
Dia menggodaku kenapa nggak nyusul ke Sukabumi dan saat itu aku jawab nyusulnya mesti kemana kan aku belum tahu rumahnya. Sambil tertawa dia mengatakan makanya aku tuh harus mau kalau diajak main ke rumahnya.
Saking asyiknya kami bercerita dan menyampaikan rasa rindu kami tak terasa hari dah sore. Aku mengajaknya pulang ke rumah ua. Sesampainya di rumah ua, aku ditanya kenapa barengan dia. Kujawab kalau aku dijemput dia.