Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mispersepsi

31 Juli 2020   12:27 Diperbarui: 31 Juli 2020   12:26 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu di grup pengajian RT ibu- ibu rebut ngobrolin tentang persiapan idulkurban. Salah seorang diantaranya menawarkan lontong perlosin. Tanpa pada mikir panjang ibu-ibu pesan termasuk saya. Saya pesan setengah lusin. Dalam hati tersirat, cukuplah buat berempat.

Keesokan harinya, saya sibuk mempersiapkan idulkurban, mulai dari memasak sambal goreng buncis, sayur kare, dan rending daging. Sengaja tak membuat ketupat atau pun lontong karena dalam pikiran itu saya sudah memesan ke ibu Erna setengah lusin. Sore hari hidangan matang dan tinggal menunggu lontongnya. Sampai pagi lontong tak kunjung datang. Saya WA beliau untuk menanyakan lontong yang saya pesan dan jawabannya saya disuruh menunggu. 

Keesokan harinya setelah solat Ied lontong belum datang dan saya telfon beliau. Dia bilang nanti bulan Agustus. Saya bertanya," Kok Agustus kan lebarannya hari ini? Dengan santai dia menjawab bahwa dia tidak menjual lontongyang melainkan  cetakan lontongnya. 

Saya langsung pulang dan saat ditanya sama anak-anak mana lontongnya? Saya menjawab yang dijual bude itu bukan lontongnya tetapi cetakan lontongnya. Dan anak-anak bengong. Saya langsung masak nasi  karena anak-anak sudah lapar mau sarapan pagi. Duh!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun