Tradisi Ruwat Bumi merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Ruwat Bumi ini dipercaya sebagai wujud rasa syukur Desa Gunungsari kepada Allah SWT, pengharapan setahun kedepan, serta penghormatan kepada leluhur dan tradisi tersebut biasanya dilaksanakan setahun sekali pada Bulan Sura. Ruwatan Bumi juga disebut sebagai hajat Bumi. Prosesi tradisi Ruwat Bumi merupakan serangkaian bentuk dan ritual dalam tradisi ruwat. Di Desa Gunungsari sendiri, Ruwat Bumi dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh Desa Gunungsari, kemudian dilanjutkan dengan selamatan dan pagelaran wayang kulit satu malam penuh. Tradisi Ruwat Bumi di Desa Gunungsari ini biasanya dilaksanakan 5 tahun sekali, informasi ini diperoleh dari hasil wawancara KKN UIN Saizu Purwokerto kelompok 168 dengan sesepuh Desa Gunungsari, Mbah Rasman.
Ruwat Bumi di Desa Gunungsari dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2023, tepatnya tanggal 11 Muharram 1445 H. Acara Ruwat Bumi digelar selama semalam penuh, hingga menjelang pagi hari. Tradisi Ruwat Bumi telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Berbagai keperluan (ubarampe) dalam tradisi Ruwat Bumi juga sudah dipersiapkan matang-matang oleh penduduk Desa Gunungsari, karena Ruwat Bumi merupakan salah satu hajat besar yang diadakan oleh Desa Gunungsari tersebut. Tradisi Ruwat Bumi ini memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi spiritual, fungsi religi, fungsi melestarikan kebudayaan, dan fungsi sosial. Tradisi Ruwat Bumi ini dilaksanakan di Balai Desa Gunungsari, tepatnya di Lapangan bawah Balai Desa. Acara Ruwat Bumi ini berlangsung dengan khikmat dan penuh dengan nilai-nilai kebudayaan.
Yang terlibat didalam acara Tradisi Ruwat Bumi Desa Gunungsari yaitu seluruh Masyarakat Desa Gunungsari, yang meliputi Kepala Desa, sesepuh Desa, Perangkat Desa, segenap Masyarakat Desa Gunungsari dari Dusun 1 hingga Dusun 4, serta keterlibatan KKN UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto kelompok 168 didalam acara Ruwat Bumi tersebut. Mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto kelompok 168 ikut andil dalam acara tersebut, yaitu membantu persiapan tempat, seperti bersih-bersih Balai Desa, membantu menyiapkan kotak snack, kotak nasi, dan sebagainya.
Sesepuh Desa Gunungsari, Mbah Rasman mengatakan alasan diadakannya Ruwat Bumi di Desa Gunungsari, seperti dikutip dalam wawancara Mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto kelompok 168 dengan beliau. "Ritual Ruwat Bumi diawal bulan Muharram merupakan tradisi turun temurun di Desa Gunungsari ini, biasanya acara ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali, alasan kami mengadakan Ruwat Bumi ditahun ini adalah untuk mensyukuri rezeki yang sudah diberikan oleh Allah SWT kepada kita berupa hasil bumi, selain itu juga untuk melestarikan nilai-nilai Budaya yang ada di Desa Gunungsari ini supaya tetap terjaga". Ungkap Mbah Rasman. (Rasman, 29 Juli 2023, pukul 14.00). Selain itu, Kepala Desa Gunungsari, Bapak Teteg Winanteya juga menambahkan bahwa acara ritual Ruwat Bumi ini harus dilestarikan, karena banyak sekali nilai-nilai yang ada didalamnya, salah satunya nilai religi dan nilai kebudayaan. Beliau berharap tradisi Ruwat Bumi ini tetap terjaga sampai kapanpun. (Winanteya, 29 Juli 2023, pukul 14.05)
Acara tradisi Ruwat Bumi ini mendapatkan respon positif dari Masyarakat Desa Gunungsari. Mereka sangat bersyukur bisa mengadakan acara hajat besar seperti Ruwat Bumi ini, yang mana di Desa Gunungsari hanya dilakukan 5 tahun sekali. Mahasiswa KKN UIN Saizu Purwokerto kelompok 168 juga sangat antusias menyambut acara tradisi Ruwat Bumi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. "kami sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam setiap rangkaian acara Ruwat Bumi ini, banyak sekali nilai-nilai yang ada didalam Ruwat Bumi ini yang harus kita lestarikan. Kami jadi tahu bagaimana tradisi Ruwat Bumi ini berlangsung." Ungkap salah satu Koordinator Humas, Rara Noermalita. (Noermalita, 29 Juli 2023, pukul 14.10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H