Mohon tunggu...
Siti AisyahAdinda
Siti AisyahAdinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Hi readers!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kedua Orangtua pada Anak dari Latar Belakang Keluarga Broken Home

17 November 2023   09:59 Diperbarui: 17 November 2023   10:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang anak yang berasal dari keluarga broken home cenderung dianggap oleh masyarakat sebagai anak yang nakal dan tidak dapat diatur.   Adanya stigma tersebut perlu diubah karena tidak semua anak dari keluarga broken home merupakan anak seperti itu. Cukup banyak juga anak dari latar belakang keluarga broken home yang mengukir prestasi di sekolah mereka. Maka dari itu perlu adanya dorongan motivasi bagi kedua orang tuanya supaya anak tidak mengalami gangguan mental akibat adanya perpisahan dari kedua orang tua.
Keluarga adalah sekelompok manusia yang menjalin kesatuan dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Keluarga yang bahagia diartikan sebagai keluarga yang di dalamnya terdapat hubungan yang harmonis antar anggota keluarga dan minim konflik. Setiap anggota keluarga mampu melakukan peran mereka masing-masing. Di dalam keluarga cukup wajar jika terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan konflik namun pada keluarga yang bisa menjaga hubungannya, konflik tersebut bisa diatasi dan tidak menimbulkan masalah yang berkepanjangan. Konflik berkepanjangan dalam keluarga biasanya dapat berujung pada perceraian. Konflik tersebut bisa terjadi karena adanya sikap egois antara kedua orang tua yang saling tidak mau mengalah. Kedua orang tua sering kali bertengkar di depan anak, akibatnya gangguan mental atau psikis jiwa pada anak terganggu seperti; sedih, kecewa, dan sebagainya.
Broken home bukan berarti rusak selamanya. Tidak semua anak yang berasal dari keluarga broken home akan menjadi anak nakal. Tergantung bagaimana sikap anak, kepribadian anak dan peran dari keluarga yang telah berpisah. Sebagian besar orang tua yang telah berpisah, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu, mereka masih memedulikan dan memberikan kasih sayang kepada anaknya. Masa setelah perceraian merupakan periode paling sulit bagi anak, permasalahan ini biasa di sebut dengan istilah broken home. Keadaan tersebut menuntut anak untuk bisa mengembangkan kemampuannya supaya dapat beradaptasi pada situasi setelah keadaan dalam keluarganya yaitu setelah perceraian orang tuanya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan anak-anak dari latar belakang keluarga yang berpisah atau broken home memiliki perilaku negatif karena kondisi jiwa dan mental dari anak-anak tersebut sangat mudah untuk terpengaruh oleh hal-hal negatif. Masalah yang ada dalam keluarga dapat berupa interaksi antar anggota keluarga yang harmonis, adanya perpecahan dalam rumah tangga, kondisi ekonomi yang kurang, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan pada anak-anak di sekolah seperti kurangnya motivasi belajar.

Kewajiban sebagai orang tua harus tetap dijalankan walaupun mereka tidak tinggal lagi satu rumah. Setelah terjadinya perpisahan, dari pihak orang tua harus selalu menyadari bahwa tidak ada satupun hal dan kondisi yang berubah pada diri anak. Orang tua yang baik akan saling mendukung satu sama lain setelah terjadinya perceraian. Perlunya peran dari masing-masing orang tua yang sudah berpisah untuk membimbing masa depan anaknya agar anak tersebut tidak mengalami trauma maupun guncangan mental akibat adanya perpecahan dalam keluarganya. Baik ayah maupun ibu, hal yang pertama kali yang dapat diberikan kepada anak yaitu berhubungan dengan psikologis. Mereka akan memastikan bahwa anaknya tidak mengalami gangguan mental akibat adanya keretakan dalam keluarganya yang berujung pada perceraian. Jika orang tua tidak mampu membimbing psikologis anak, maka orang tua dapat membawanya kepada pihak yang lebih berpengalaman seperti psikiater.

Mengatasi dampak buruk broken home terhadap perkembangan psikologis anak memerlukan upaya dan dukungan dari orang tua. Dengan membangun kepercayaaan, mencari bantuan professional, memberikan dukungan emosional, memantau perilaku anak, menjadi pendengar yang baik, dan berfokus pada hal yang positif, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi tantangan tumbuh dalam keluarga yang berantakan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun