Kota kediri adalah kota ketiga terbesar di Provinsi Jawa Timur. Kota Kediri juga merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yakni Kabupaten Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek. Memiliki luas 63,4 km, dan dikelilingi 2 bagian sungai brantas sebelah timur dan barat sungai. Dan membutuhkan 3 jam dari Mojokerto ke Kediri.
Kami berangkat menuju Kediri pada pukul 8.30 wib. Aku dan Cantika dimana kami berdua hanya mengandalkan gmaps sebagai pemandu jalan. Estimasi waktu di google maps menunjukan bahwa kami sampai di Kediri memakan waktu +- 3 jam. Perjalanan pun dimulai dengan mampir ke toko swalayan untuk membeli snack, jas hujan, serta bensin, karena logistik adalah yang utama hehe.
Kediri menyambut kami dengan langit cerah yang menghiasinya. Memutuskan tujuan pertama yakni Gunung Kelud, yang jalannya kami mengikuti google maps menjadi sedikit membingungkan. Kami dilewatkan banyak hutan, kebun nanas, wahana rekreasi terbengkalai, bahkan pemakaman. Perjalanan kami sangat menyenangkan karena bisa dibilang ini perjalanan pertama kami ke Kediri.
Tidak terasa kami sampai di gerbang masuk Gunung Kelud, dengan HTM 9.000 perorang kami masuk dengan perasaan gembira. Ternyata, itupun hanya gerbang karena kami harus masuk lagi sekitar 5 km kedepan. Hamparan bukit dan lereng gunung memperindah perjalanan kami, tidak lupa mendokumentasikan setiap keindahan alam yang kami lewati. Kami bertemu warung dan memutuskan untuk sekedar membeli minuman serta menikmati pemandangan indah yang tersusun bak lukisan. Aku dan cantika sedikit memoles wajah lagi agar terlihat segar, sebelum berfoto-foto ria. Setelah istirahat dan membuat vlog sebentar, kami beranjak meneruskan hingga ke puncak.
Awan mendung menghiasi pemandangan sekitar, kami sampai di tempat pemberhentian terakhir sepeda menuju ke puncak. Banyak ojek-ojek berlalu lalang menawarkan tumpangan pada pelancong Gunung Kelud. Awalnya kami tidak mau menaiki ojek, dengan niat berolahraga sedikit. Namun ternyata perjalanan ke puncak sangatlah jauh. HTM ojek tersebut pulang pergi adalah 30.000 termasuk murah dengan medan yang naik turun, ternyata HTM ojek dulu 50.000 namun karena covid mereka menurunkan harga ojeknya, ada perasaan senang karena mendapat harga murah namun juga ada rasa sedih mengingat omset mereka berkurang.
Kami akhirnya memutuskan menaiki ojek, namun di tengah perjalanan hujan turun dengan derasnya. Mau tidak mau bapak ojek turun sejenak menawarkan jas hujan yang memang telah disediakan. Medan naik turun dan jalan yang tidak rata serta hujan lebat sedikit membuat kami takut, tapi karena bapak ojek telah menguasai medan dengan lihai sehingga kami sampai di puncak dengan selamat.
Pemandangan selanjutnya adalah kami disambut dengan terowongan bekas penjajahan Belanda yang aunthentic namun sangat gelap, itu menjadi experience tersendiri. Dan ternyata bukan hanya kami saja yang menunggu hujan reda, ada beberapa pengunjung bahkan ada sekelompok orang seperti ingin syuting tarian disana.
Sekitar 20 menit menunggu akhirnya hujan sedikit reda. Kami dan pengunjung lain memutuskan untuk keluar karena kawah kelud telah terlihat, dengan sedikit air terjun kecil yang terbentuk karena tetesan air hujan menambah indahnya pemandangan kawah saat itu. Kami berfoto, bervlog ria tidak ada satupun pemandangan yang luput dari mata. Perlahan kawah dan tebing-tebing terlihat kabut yang sedaritadi menutupi keindahannya perlahan sirna. Sekitar jam 2 siang kami memutuskan untuk turun, dengan planning tujuan kedua yakni Gumul Kediri.
Namun ternyata cuaca tidak bersahabat, hujan turun lagi dengan lebatnya. Kami memutuskan untuk berteduh dan makan. Pupuslah harapan kami untuk tujuan kedua. Kami sampai di Mojokerto sekitar pukul 17.30 wib. Dan ternyata hujan merata sampai ke Mojokerto.Â
Meskipun tujuan ke dua telah pupus, kami sangat puas dengan perjalanan kami kali ini dan tentu saja ini adalah experience yang bolehlah diulang kembali. Kira-kira next trip kemana yah??