Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mudik Antara Rindu dan Risiko

24 Maret 2025   15:00 Diperbarui: 24 Maret 2025   14:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kjaatik.id/mudik-lebaran/

Mudik: Antara Rindu dan Risiko

Fenomena Mudik: Mobilitas Massal yang Tak Terhindarkan

Mudik Lebaran telah menjadi peristiwa sosial tahunan terbesar di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan warga berbondong-bondong meninggalkan kota tempat mereka merantau, demi kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga. Tradisi ini bukan hanya sekadar mobilitas fisik, tetapi juga menyimpan nilai emosional, spiritual, dan kultural yang kuat. Tidak heran jika mudik kerap disebut sebagai "arus balik kehidupan".

Pada 2024, Kementerian Perhubungan mencatat bahwa sebanyak 193,6 juta orang melakukan perjalanan mudik. Ini merupakan lonjakan besar dari tahun sebelumnya yang mencatat 123,8 juta pemudik. Kenaikan ini seiring dengan pemulihan aktivitas sosial pasca pandemi dan kuatnya semangat berkumpul di tengah keluarga setelah sekian waktu berjauhan. Arus pemudik sebagian besar berasal dari kawasan Jabodetabek dan kota-kota besar di Pulau Jawa, menuju daerah tujuan utama seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Namun proyeksi mudik tahun 2025 menunjukkan angka yang lebih rendah. Diperkirakan hanya sekitar 146,48 juta orang atau 52% dari total populasi nasional yang akan melakukan perjalanan mudik. Penurunan signifikan ini diperkirakan akibat tekanan ekonomi, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, serta makin meluasnya kesadaran masyarakat tentang risiko perjalanan jauh, terutama bagi pengguna kendaraan pribadi. Meski terjadi penurunan, angka ini tetap menunjukkan bahwa mudik adalah fenomena besar yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal manajemen transportasi dan keselamatan.

Sepeda Motor: Moda Ekonomis yang Sarat Risiko

Dari berbagai moda transportasi yang digunakan untuk mudik, sepeda motor masih menjadi pilihan utama jutaan orang. Pada 2024, sekitar 31 juta pemudik memilih sepeda motor sebagai kendaraan utama mereka. Fenomena ini bukan hal baru, dan menjadi ciri khas mudik Indonesia selama dua dekade terakhir. Alasan utama masyarakat menggunakan motor adalah karena lebih murah dan fleksibel. Bagi keluarga kecil atau pekerja sektor informal, menggunakan motor bisa menghemat biaya tiket yang mahal. Selain itu, motor dianggap lebih mudah menembus kemacetan serta dapat langsung mengantar sampai ke halaman rumah di kampung.

Namun di balik kepraktisannya, mudik dengan sepeda motor menyimpan bahaya besar. Data dari Korlantas Polri menyebutkan bahwa pada musim mudik 2024 terjadi 1.835 kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 281 korban meninggal dunia, 317 luka berat, dan 2.424 luka ringan. Yang mengejutkan, sekitar 73 persen kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan roda dua. Sebagian besar pengendara mengalami kelelahan karena menempuh perjalanan jauh, membawa beban berlebih, atau mengendarai motor dalam kondisi tidak laik jalan. Banyak pula yang nekat membawa anak kecil, tanpa perlindungan maksimal.

Untuk mudik 2025, proyeksi pengguna motor memang menurun menjadi 12,74 juta orang. Namun, angka ini tetap menandakan bahwa jutaan orang masih akan menempuh ratusan kilometer hanya dengan sepeda motor. Dalam konteks keselamatan nasional, hal ini masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan pendekatan sistemik, bukan sekadar imbauan sesaat.

Manajemen Transportasi: Antara Strategi dan Kenyataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun