Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kemitraan Strategis Indonesia-Qatar, Membangun 3 Juta Rumah untuk Masa Depan Berkelanjutan

9 Januari 2025   13:58 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemitraan Strategis Indonesia-Qatar, Membangun 3 Juta Rumah untuk Masa Depan Berkelanjutan

Latar Belakang Kerja Sama

Permasalahan hunian layak merupakan tantangan besar yang dihadapi Indonesia, terutama di tengah pertumbuhan penduduk yang signifikan dan urbanisasi yang pesat. Dengan populasi lebih dari 275 juta jiwa, kebutuhan akan perumahan terus meningkat, sementara angka backlog perumahan mencapai lebih dari 12 juta unit pada tahun 2023 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Kondisi ini menunjukkan bahwa jutaan keluarga di Indonesia masih hidup dalam situasi yang jauh dari layak, tanpa akses ke rumah yang aman, nyaman, dan terjangkau.

Urbanisasi yang kian masif menambah tekanan terhadap ketersediaan lahan dan infrastruktur perumahan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menjadi kelompok yang paling rentan terdampak oleh tingginya harga tanah dan biaya konstruksi. Dalam konteks ini, kemitraan strategis antara Indonesia dan Qatar melalui pembangunan tiga juta rumah menjadi solusi yang sangat relevan. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi defisit perumahan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.

Qatar, melalui Qatar Investment Authority (QIA), memiliki rekam jejak kuat dalam investasi global, khususnya di sektor infrastruktur. Dengan pendekatan investasi yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan, kerja sama ini tidak hanya membantu Indonesia mengatasi kebutuhan mendesak akan hunian, tetapi juga mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin erat antara kedua negara.

Rincian Proyek

Skala Proyek, Pembangunan tiga juta rumah akan dilakukan secara bertahap selama lima hingga sepuluh tahun. Target awal adalah membangun satu juta rumah dalam tiga tahun pertama, dengan fokus pada wilayah perkotaan, semi-perkotaan, dan pedesaan. Rumah-rumah ini akan diperuntukkan bagi MBR dan masyarakat kelas menengah, dengan desain yang mengedepankan inklusivitas dan kenyamanan.

Pendanaan,  Skema pendanaan menggunakan model public-private partnership (PPP), di mana Qatar melalui QIA akan menjadi penyedia modal utama. Pemerintah Indonesia akan memberikan dukungan berupa penyediaan lahan, regulasi yang mempermudah, serta insentif fiskal dan pajak untuk mendorong efisiensi proyek. Pendekatan ini memungkinkan pembagian risiko yang adil antara pemerintah dan investor.

Teknologi dan Inovasi, Proyek ini akan mengadopsi teknologi modern, seperti prefabricated housing dan konstruksi modular, untuk mempercepat pembangunan dan menekan biaya. Selain itu, teknologi ramah lingkungan akan digunakan untuk menciptakan rumah hemat energi dan berkelanjutan, dengan pemanfaatan material lokal dan sistem pengelolaan air serta limbah yang efisien. Beberapa rumah juga akan mengintegrasikan konsep smart housing, seperti penggunaan teknologi IoT (Internet of Things).

Dampak Sosial dan Ekonomi,  Proyek ini diharapkan menciptakan hingga lima juta lapangan kerja di sektor konstruksi, manufaktur, dan logistik. Selain itu, pembangunan rumah-rumah ini akan mendukung pengembangan komunitas dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun