Sebagai kesimpulan, perencanaan haji sejak dini bukan hanya soal memanfaatkan peluang kuota yang lebih besar di masa depan, tetapi juga memastikan kesiapan fisik, mental, dan finansial untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk. Inspirasi dari pendiri Muhammadiyah dan NU menunjukkan bahwa berhaji di usia muda memberikan dampak spiritual dan sosial yang luar biasa, menjadikan ibadah ini sebagai langkah awal menuju kontribusi yang lebih besar bagi umat.
Dalam konteks Indonesia Emas 2045, generasi muda yang telah berhaji mabrur akan menjadi pilar utama dalam membangun bangsa. Mereka tidak hanya membawa pengalaman spiritual yang mendalam, tetapi juga nilai-nilai luhur yang diperlukan untuk mewujudkan peradaban yang bermartabat dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas, generasi muda Indonesia memiliki segala yang mereka butuhkan untuk menjadikan ibadah haji sebagai bagian integral dari perjalanan hidup mereka.
Perencanaan haji adalah sebuah proses yang membutuhkan komitmen dan disiplin, tetapi manfaat yang diperoleh akan jauh melampaui usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, mari kita dorong generasi muda untuk mulai merencanakan haji sejak dini, menjadikan ibadah ini sebagai jalan untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT, membangun karakter yang unggul, dan berkontribusi dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang gemilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H