Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dewan Emas Nasional, Pilar Utama Ekosistem Bullion Bank di Indonesia

14 Desember 2024   07:17 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bareksa.com/berita/saham/2024-12-13/indonesia-punya-bullion-bank-di-2025-ini-analisa-prospek-saham-bbri

Indonesia: Raksasa Emas Dunia

Indonesia merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia dengan cadangan emas yang sangat signifikan. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat bahwa cadangan emas Indonesia mencapai 2.600 ton pada tahun 2023, menjadikannya sebagai salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam pengelolaan emas. Lokasi utama tambang emas di Indonesia mencakup tambang Grasberg di Papua, tambang Martabe di Sumatera Utara, dan tambang-tambang lain yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Tambang Grasberg, yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, adalah salah satu tambang emas terbesar di dunia. Selain menghasilkan emas, tambang ini juga menjadi salah satu penghasil tembaga terbesar, menunjukkan betapa kayanya kandungan mineral di Indonesia. Tambang Martabe di Sumatera Utara juga memiliki peran strategis dalam mendukung produksi emas nasional, dengan pendekatan penambangan yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki kekuatan di sektor perhiasan dan industri emas domestik. Tingginya permintaan emas dalam negeri, baik untuk perhiasan maupun sebagai alat investasi, memberikan pasar yang stabil bagi produk emas nasional. Industri perhiasan Indonesia telah lama dikenal dengan kualitas dan desainnya yang unik, menjadikannya salah satu produk yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.

Sebagai negara dengan cadangan emas yang melimpah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat perdagangan emas global. Dengan mengembangkan ekosistem yang terintegrasi, termasuk Bullion Bank, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah emas yang dihasilkan, tidak hanya sebagai komoditas mentah tetapi juga sebagai produk olahan bernilai tinggi. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga menciptakan lapangan kerja di sektor hilir, seperti industri perhiasan, manufaktur, dan logistik.

Strategi Implementasi Dewan Emas Nasional

Untuk mewujudkan tujuan besar ini, diperlukan strategi implementasi yang matang dan terukur. Strategi ini mencakup beberapa langkah kunci berikut:

  1. Penyusunan Roadmap Nasional:
    1. Dewan Emas Nasional harus menyusun peta jalan (roadmap) yang jelas dan terintegrasi untuk pengelolaan emas nasional. Roadmap ini harus mencakup seluruh rantai nilai emas, mulai dari eksplorasi, penambangan, hingga distribusi dan pengolahan. Hal ini akan memberikan arah yang jelas bagi pengembangan sektor emas di Indonesia.
    2. Dalam roadmap ini, perlu ditetapkan target-target spesifik, seperti peningkatan produksi emas, pengurangan impor emas, dan peningkatan kontribusi emas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
  1. Kerja Sama Multisektoral:
  1. Pengembangan ekosistem emas membutuhkan kerja sama erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kerja sama ini dapat mencakup kolaborasi dengan asosiasi pertambangan, industri perhiasan, dan lembaga keuangan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengelolaan emas secara efisien.
  2. Pemerintah juga perlu membangun hubungan internasional untuk mempromosikan emas Indonesia di pasar global, termasuk melalui kerja sama perdagangan dan investasi.
  1. Peningkatan Literasi Emas:
  1. Edukasi masyarakat menjadi salah satu prioritas utama. Program literasi emas harus diperluas ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelaku UMKM, pelajar, dan investor individu. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat emas sebagai alat investasi, tabungan, dan stabilitas keuangan, permintaan emas domestik dapat meningkat.
  2. Literasi ini juga dapat mencakup pelatihan teknis tentang cara memanfaatkan emas sebagai agunan atau instrumen keuangan lainnya.
  1. Adopsi Teknologi Blockchain:
  1. Teknologi blockchain dapat digunakan untuk melacak asal-usul emas, meningkatkan transparansi, dan mencegah praktik ilegal seperti penambangan liar atau penyelundupan. Dengan teknologi ini, Indonesia dapat memperkuat kepercayaan pasar terhadap produk emas nasional.
  2. Blockchain juga dapat digunakan dalam perdagangan emas digital untuk memastikan keamanan dan efisiensi transaksi.
  1. Pengembangan Infrastruktur Pendukung:
  1. Infrastruktur penyimpanan dan distribusi emas yang memadai sangat penting untuk mendukung ekosistem Bullion Bank. Dewan Emas Nasional perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk membangun fasilitas penyimpanan yang aman dan jaringan distribusi yang efisien.
  2. Selain itu, pengembangan pusat perdagangan emas di kota-kota besar dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk emas.

Dewan Emas Nasional merupakan elemen krusial dalam mendukung pengembangan ekosistem Bullion Bank di Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan cadangan emas, Indonesia memiliki peluang besar untuk tidak hanya menjadi pemain utama dalam pasar emas global, tetapi juga menjadi pusat inovasi keuangan berbasis emas. Keberadaan Dewan ini akan memastikan pengelolaan emas yang transparan, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi yang luas.

Keberhasilan dari strategi ini membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi, ekosistem emas yang kuat dapat terbentuk, mendukung stabilitas ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. Investasi pada infrastruktur, teknologi, dan literasi masyarakat menjadi kunci untuk memastikan bahwa emas tidak hanya menjadi komoditas, tetapi juga instrumen yang memperkuat ketahanan ekonomi dan kesejahteraan bangsa di masa depan. Dalam jangka panjang, inisiatif ini dapat mengangkat posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam sektor emas dan keuangan berbasis komoditas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun