Tulisan ini adalah adaptasi atas sharing dari Dani Rachmat saat press release #PruWarisan oleh Prudential Indonesia
Dalam tulisan ini kita akan membahas kelebihan dan kekurangan berbagai instrumen investasi bila digunakan sebagai warisan.Â
Deposito dan Cash
Jangankan untuk menjadi warisan, kedua instrumen tersebut bila dipegang untuk pensiun saja tidak mungkin bisa karena terus tergerus inflasi. Meskipun kelihatannya terus berbunga secara pasti, namun perkembangan nilai yang ditawarkan oleh deposito bisa kalah dari inflasi negara.
Hal ini berarti, meskipun jumlah rupiah kita bertambah, namun nilainya terus menurun dari tahun ke tahun, maka sangat penting untuk tidak mengandalkan deposito sebagai warisan ataupun dana darurat. Kendati demikian uang tunai dan deposito masih sangat cocok digunakan sebagai dana darurat karena siap digunakan kapan saja.
Emas
Emas memang merupakan safe haven, namun apresiasi nilainya sangat lambat dan kecil, bahkan bisa dibawah deposito. Â Akibatnya, ahli waris hanya menerima nilai yang dipersiapkan dari awal, tanpa kenaikan nilai yang berarti. Pewaris juga akan rugi waktu karena kehilangan opportunity cost. Emas menurut ssaya hanya cocok sebagai aset hedging yang berfungsi mengambil momentum bila USD melemah.
Properti
Properti dianggap investasi yang "tidak pernah kalah" namun memiliki beberapa masalah:
- Sulit dipindahtangan apalagi ketika pemilik tutup usia
- bisa kehilangan nilai atas faktor yang sulit kita kendalikan (misalnya tren pembangunan dan bencana alam)
- Tidak likuid, alias sulit dicairkan menjadi uang tunai
- serta biaya perawatan tinggi sehingga malah membebani ahli waris.
Properti yang sudah dimiliki boleh saja menjadi warisan agar ahli waris memiliki modal untuk menjalani kehidupan, namun kurang bijak bila membeli satu properti baru khusus hanya untuk diwariskan.
Benda Berharga
Meskipun pergerakan nilainya sulit diprediksi (faktor kelangkaan, tren, dll), namun pewarisan benda berharga seperti jam tangan merupakan tradisi turun menurun yang menurut saya perlu dipelihara. Pemindahtanganan tentu sangat sederhana dan benda berharga seperti ini bisa diteruskan ke lebih dari satu generasi.
Maka, jika memang punya benda yang layak diwariskan, maka kenapa tidak? Tapi menurut saya tidak perlu membeli barang mewah/berharga khusus hanya untuk diwariskan, karena kemungkinan nilainya turun akan lebih besar daripada kemungkinan nilainya naik.
Reksadana dan Saham
Keduanya cenderung naik di jangka panjang, namun harus dipersiapkan sedini mungkin untuk memaksimalkan apresiasi nilai bagi ahli waris. Memilih saham yang baik untuk jangka panjang juga memerlukan kemampuan khusus dan manajemen portfolio aktif, sedangkan untuk reksadana sedikit lebih mudah karena dibantu kelola oleh manajer investasi.
Kendati demikian perlu dipertimbangkan proses yang cukup rumit untuk mengambil alih ketika pemilik tutup usia. Reksadana dan saham sangat cocok untuk dana pensiun, dan masih bisa digunakan untuk warisan bila tersisa saat tutup usia.