Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang adalah; kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaanny sendiri. Oleh karena itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan tentang upaya melestarikan budaya Indoesia di era globalisasi.
Dampaknya, banyak generasi muda yang semakin mengabaikan kebudayaan daerah tempat mereka tumbuh. Jika keadaan ini dibiarkan, kebudayaan daerah akan menghadapi risiko tergerus dan mengalami penurunan yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan, khususnya sekolah, untuk mengambil peran aktif dalam mengajak dan membimbing para siswa dalam melestarikan kebudayaan daerah.
Pertama, integrasi kurikulum yang memasukkan pembelajaran tentang kebudayaan daerah menjadi langkah penting untuk menghidupkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan budaya lokal. Materi pembelajaran mengenai sejarah, seni, bahasa, dan adat istiadat daerah setempat harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah.
Kedua, penggunaan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari di lingkungan sekolah dapat memperkuat hubungan para siswa dengan budaya daerah mereka. Bahasa daerah adalah salah satu aspek paling penting dari kebudayaan, dan dengan melestarikan bahasa daerah, para siswa dapat menghormati dan memperkuat nilai budaya lokal.
Lebih jauh lagi, kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah sangat penting dalam upaya melestarikan kebudayaan lokal. Program pendidikan yang melibatkan masyarakat lokal dalam proses pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan memperkuat keterhubungan antara generasi muda dan warisan budaya mereka. Misalnya, melibatkan pengrajin lokal dalam kegiatan praktikum atau mempromosikan festival budaya lokal di sekolah dapat memberikan pengalaman langsung yang mendalam.
Di sisi lain, adaptasi terhadap globalisasi juga memerlukan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan komunikasi. Pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk menjadi bagian dari komunitas global tanpa kehilangan jati diri budaya mereka. Dengan demikian, pendidikan nasional harus menjadi jembatan yang menghubungkan kebudayaan lokal dengan perkembangan global secara harmonis.
Secara keseluruhan, pendidikan nasional memiliki tanggung jawab ganda: melestarikan kebudayaan lokal dan mempersiapkan generasi muda untuk beradaptasi dengan arus globalisasi. Dengan pendekatan yang terencana dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa kebudayaan lokal tetap hidup dan berkembang, sambil mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global dengan percaya diri dan identitas yang kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H