![Dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/09/14/img-20210909-170107-6140a59253f9cd07a657d732.jpg?t=o&v=770)
Dalam pelaksanaan KKN-T, mahasiswa bekerja sama dengan pondok pesantren manager Tholabie. pesantren ini merupakan satu satunya pesantren di wilayah Buring yang berbasis Entrepreneurship, yang mana pesantren ini memiliki tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Berawal dari melihat banyaknya hasil pertanian masyarakat, yaitu Empon-empon Seperti Jahe, kunyit, lengkuas dll yang belum dimanfaatkan dengan baik. Mahasiswa KKN-T UNIRA Malang mempunyai inovasi untuk mengolah hasil empon-empon menjadi produk bubuk jamu instan. Dalam hal ini, mahasiswa KKN-T mendapatkan respon yang positif dari pesantren Manager Tholabie untuk menjalankan program tersebut.Â
Hal ini seperti yang disampaikan oleh pengurus pesantren Tholabie, ustadzah MiftahÂ
"sebenarnya diburing sendiri itu banyak hasil masyarakat yang bisa dikembangkan mbak, salah satunya ya pengolahan empon-empon tersebut karena kan kebanyakan masyarakat itu tidak faham kalau sebenarnya empon-empon itu dapat ditingkatkan nilai jualnya, hanya saja masyarakat masih belum mengetahui caranya. Misalkan ya  kunyit kalau dijual mentahan itu harga jualnya berkisar antara 5.000 perkilo, kalau semisal diolah menjadi bubuk jamu instan kan bisa dijual lebih mahal. Untuk itu, kita sebagai masyarakat buring  juga harus  memikirkan hal tersebut agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat".
Dalam menjalankan program ini, jenis empon-empon yang digunakan yaitu jahe dan kunyit, karena jenis empon-empon ini banyak diminati oleh kalangan masyarakat.Â
Sebelumnya, empon-empon yang dihasilkan masyarakat buring banyak yang dijual dengan sistem borongan, sehingga harga jualnya terbilang murah. Hal ini Seperti yang disampaikan oleh bapak yahya  "empon-empon disini harganya murah, terus pembelinya juga jarang, makanya orang-orang disini menjualnya dengan sistem borongan" ujar beliau selaku petani penghasil empon-empon.
Dalam program pemberdayaaan masyarakat dibidang kewirausahaan ini diharapkan pesantren Manager Tholabie dapat menyalurkan dan mengajak masyarakat untuk lebih terampil dan inovatif dalam mengolah hasil Empon-empon menjadi suatu produk agar dapat meningkatkan nilai jual dari empon-empon tersebut.Â
Selain itu, dimasa pandemi seperti saat ini sebenarnya peminat jamu itu sangatlah banyak, hanya saja kebanyakan masyarakat tidak mau ribet dalam hal pengolahannya. Oleh karena itu, bubuk jamu instan akan menjadi solusi bagi masyarakat untuk memudahkan dalam mengkonsumsi jamu atau empon-empon.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI