Mohon tunggu...
Aisha Purwanto
Aisha Purwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi menari, dan tertarik dalam bidang it dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Angka Pengangguran Disebabkan Minimnya Lapangan Pekerjaan di Era Bonus Demografis

22 Agustus 2023   20:14 Diperbarui: 22 Agustus 2023   20:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengangguran dan lapangan pekerjaan memang merupakan isu yang sangat kompleks dan signifikan dalam dunia ekonomi. Di era globalisasi dan pertumbuhan penduduk yang tak terelakkan, perhatian terhadap masalah ini semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang yang menghadapi tantangan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai.

Dalam konteks ini, pertumbuhan populasi dapat menciptakan tekanan pada pasar tenaga kerja. Jika pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak sejalan dengan pertumbuhan populasi, akan terjadi surplus tenaga kerja yang dapat mengakibatkan pengangguran struktural. Dampak sosial dari pengangguran, seperti peningkatan tingkat kemiskinan dan kurangnya akses pendidikan, bisa memperburuk ketidaksetaraan sosial dan merugikan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Kurangnya investasi di sektor produktif juga menjadi faktor utama dalam pembentukan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Seiring dengan itu, perubahan dalam struktur ekonomi, seperti peralihan dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dapat meninggalkan pekerjaan tradisional tanpa menggantinya dengan lapangan pekerjaan yang sesuai di sektor baru. Dalam kasus ini, peningkatan pengangguran friksional (ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja dan permintaan pekerjaan) dapat terjadi.

Faktor lain yang berkontribusi pada angka pengangguran adalah masalah dalam perizinan usaha. Proses perizinan yang rumit dan tumpang tindihnya wewenang antara pemerintah pusat dan daerah dapat menghambat kemampuan investor untuk membuka usaha baru. Persyaratan yang kompleks dan berbelit-belit dalam proses perizinan dapat menjadikan inisiatif berusaha menjadi terlalu mahal atau memakan waktu yang berlebihan, sehingga secara signifikan menghambat pertumbuhan sektor swasta dan penciptaan lapangan pekerjaan. Dalam lingkungan di mana perizinan usaha sulit diakses, para pengusaha mungkin menjadi enggan untuk mengambil risiko dalam berinvestasi, mengurangi motivasi mereka untuk menciptakan lapangan kerja baru. Diperlukan kerjasama yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyederhanakan proses perizinan, mengurangi birokrasi yang berlebihan, dan mendorong iklim usaha yang lebih kondusif agar dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran.

Untuk mengatasi tantangan ini, kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting. Pemerintah perlu mendorong inovasi melalui dukungan kebijakan dan insentif untuk investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sementara itu, upaya untuk menyederhanakan proses perizinan dan mengurangi birokrasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pengusaha, dengan dampak positif pada penciptaan lapangan pekerjaan.

Tidak kalah pentingnya adalah investasi dalam pendidikan dan pelatihan. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan yang sesuai dengan tuntutan pasar memiliki peran yang sangat penting dalam mengurangi kesenjangan antara keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja dan permintaan pekerjaan di pasar kerja yang senantiasa berubah dengan cepat.

Perkembangan teknologi dan perubahan dalam dinamika ekonomi telah menyebabkan pergeseran dalam jenis pekerjaan yang diperlukan oleh pasar. Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan dan pelatihan harus beradaptasi untuk memberikan keterampilan yang relevan dengan permintaan pekerjaan terbaru. Dengan menginvestasikan dalam pendidikan yang berkualitas dan pelatihan yang efektif, tenaga kerja dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang beragam.

Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama untuk merancang program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ini mencakup pelatihan dalam keterampilan teknis, seperti teknologi informasi, teknik lanjutan, dan inovasi, serta keterampilan lunak, seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah. Dengan memberikan peluang bagi individu untuk terus belajar dan mengembangkan diri, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih adaptif dan siap menghadapi tantangan ekonomi global.

Selain itu, investasi dalam pendidikan juga harus dimulai dari tahap awal, yaito melalui pendidikan dasar yang kuat dan akses yang merata ke pendidikan tinggi. Pendidikan yang berkualitas memberikan dasar yang kokoh bagi perkembangan individu, meningkatkan daya saing nasional, dan menciptakan fondasi untuk inovasi di masa depan.

Secara keseluruhan, investasi dalam pendidikan dan pelatihan tidak hanya akan membantu mengurangi pengangguran dengan menghasilkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, tetapi juga akan membangun masyarakat yang lebih inklusif, berpengetahuan, dan siap menghadapi perubahan ekonomi dan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun