#Aku Punya Impian
Ani Wijaya, No.21
“Apa yang kamu dapat dari menulis?” Tanya Ivan padaku.
“Kepuasan jiwa, karena aku menulis untuk menyampaikan perasaan,” jawabku mantap.
Sepupuku ini berkomentar sewaktu aku sedang menulis sebuah cerpen. Pukul 11 malam, satu jam menuju deadline.
“Buat apa capek-capek ikut lomba, belum tentu juga kamu jadi juara.”
“Juara bukan keutamaan,” timpalku, “yang penting sudah mengalahkan diri sendiri.”
“Memang dapet apa tuh, kalau jadi juara?” selidiknya lagi.
“Kalau lomba online sih, kemarin dikasih buku bukti terbit, sertifikat dan voucher penerbitan.”
Jawabku dengan bangga, sambil menunjukkan sebuah buku antologi cerpen. Ada namaku tertera disitu sebagai juara I.
“Cuma itu? Ngapain nulis kalau begitu aja sih.”
Bukan cuma sekali aku menerima cibiran seperti itu. Beberapa orang bahkan mungkin mayoritas menganggap kegiatan menulisku sebagai sesuatu yang hanya membuang waktu.
Namun hal ini menambah semangat dan tekadku untuk terus menulis. Membuatku berani bermimpi dan mengejar. Untuk menjadi seorang penulis sukses yang memberikan manfaat besar bagi pembaca. Juga menghasilkan novel yang mampu menginspirasi banyak orang.
Selalu masuk ke dalam jajaran novel best seller. Sehingga nanti banyak produser yang ingin mengangkat karyaku ke layar lebar. Dibaca dan ditonton jutaan orang. Sampai memiliki banyak penggemar fanatik.
Jadi ketika mereka diminta menyebutkan nama penulis favorit. Maka jawabannya adalah Ani Wijaya.
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community http://www.kompasiana.com/androgini/fapi-inilah-perhelatan-dan-hasil-karya-peserta-event-fiksi-aku-punya-impian-di-kompasiana_5599e151e422bda106b73769
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community https://www.facebook.com/groups/175201439229892/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H