Solusi :Â
- Kerjakan penilaian resiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di ruang kerja.Â
- Pakai APD yang sesuai sama potensi bahaya dan type paparan di ruang kerja. Untuk ruang gudang, pekerja dapat memakai APD seperti pelindung kepala, baju pelindung, pelindung mata, pelindung tangan, dan pelindung kaki.Â
5. Pengaturan Palet atau Pengaturan Barang di Rack Penyimpanan (Racking)Â
Bahaya : Pengaturan palet atau barang yg tidak benar dapat menyebabkan jatuhnya barang dan mencederai pekerja.Â
Solusi :Â
- Janganlah pakai palet yang telah rusak atau rapuh.
- Janganlah menaruh barang dengan beban berlebihan diatas palet.Â
- Taruh palet yg tidak digunakan ditempat khusus dengan jarak jauh dari rack penyimpanan.Â
- Palet atau barang harus ditempatkan di permukaan yang datar.Â
- Letakkan barang yang lebih berat di posisi paling bawah atau menengah pada rack.Â
- Janganlah pakai tumpukan palet atau palet pada forklift sebagai akses untuk bekerja di ketinggian atau sebagai basis bekerja.Â
- Dengan system racking, Kamu dapat menempatkan jala atau jaring di belakang rack atau pagar pengaman untuk hindari benda jatuh.Â
- Susun palet atau barang dengan rapi dan aman.Â
- Kerjakan kontrol pada rack dengan cara berkala oleh orang yang kompeten/Â
- Janganlah memanjat rack penyimpanan atau palet yang tersusun untuk hindari resiko terjatuh/Â
- Pakai APD pendukung seperti safety helmet, sarung tangan, sepatu safety saat bekerja di ruang penyimpanan.Â
6. Terpeleset dan Tersandung (Slip & Trip)Â
Bahaya : Kecelakaan terpeleset dan tersandung dapat menyebabkan cedera yang serius di ruang pergelangan kaki, lutut, dan punggung. Bahkan juga, UK Healthy And Safety Executive mengatakan kalau 90% kecelakaan terpeleset dan tersandung dapat mengakibatkan cedera patah tulang. Lebih fatal lagi, dapat berbuntut pada kematian.Â
Penyebabnya terpeleset : tumpahan cairan (minyak, oli, cairan sabun) di lantai kerja ; beberapa bahan kering yang bikin lantai kerja licin (debu, tepung, pasir, serbuk kayu) ; bahan lantai terlalu licin ; bocoran cairan dari pipa, mesin, atau atap ; dan pemakaian alas kaki yg tidak tepat (sandal jepit, high heels, slipper).Â
Penyebabnya tersandung : banyak kendala di ruang pejalan kaki (kabel, kawat, selang yang melintang) ; peletakan barang tidak rapi ; bagian lantai yang hilang atau rusak, perubahan ketinggian permukaan lantai tidak di beri sinyal ; tangga rusak atau ketinggian tangga berbeda ; dan penerangan yg tidak mencukupi.
Solusi :Â
- Bersihkan kontaminan sesegera mungkin.Â
- Pakai cara pembersihan lantai yang tepatÂ
- Spot cleaning yaitu cara pembersihan lantai dengan hanya bersihkan titik tertentu dimana tumpahan terjadi.Â
- Mopping atau mengepel lantai dengan memakai kain pel efisien dipakai pada lantai yang halus.Â
- Sweeping yaitu cara pembersihan dengan memakai sapu. Cara ini pas dipakai untuk bersihkan sampah dan beragam type kontaminan kering.Â
- Wet vacuuming yaitu cara yang dipakai untuk bersihkan kontaminan cair dengan pertolongan vacuum cleaner khusus ruang basah.Â
- Dry vacuuming yaitu cara yang dipakai untuk bersihkan kontaminan kering dengan pertolongan alat dry vacuum cleaner. Efisien dipakai di lantai yang memiliki struktur kasar.Â
- Gunakan pelapis anti slip pada lantai kerja.
- Gunakan rambu sesuai potensi bahaya di ruang itu, seperti rambu K3 terpeleset dan tersandung dan floor marking.Â
- Pastikan pencahayaan di ruang kerja memadaiÂ
- Check keadaan lantai kerja untuk mengidentifikasi ada permukaan yg tidak rata atau rusak. Ganti selekasnya apabila diperlukanÂ
- Tutup kabel listrik atau selang yang melintang di ruang pejalan kaki untuk meminimalisir resiko tersandung dan membuat perlindungan kabel atau selang dari rusaknyaÂ
- Pakai alas kaki atau sepatu safety yang tepat dan anti slip saat melakukan aktivitas di ruang gudang.Â
7. Aplikasi Ergonomi di Ruang GudangÂ
Bahaya : Tehnik pengangkatan, gerakan berulang atau design kerja yang bcuruk dapat menyebabkan work-related muculokeletal disorder (WMSDs) atau masalah otot yang dikarenakan kekeliruan postur kerja saat melakukan suatu kesibukan kerja. Jika otot terima beban statis dengan cara berulang dan kurun waktu yang lama, dapat mengakibatkan keluhan berbentuk rusaknya pada sendi, ligamen, dan tendon.Â