Mohon tunggu...
Aisha Jihan Nismara
Aisha Jihan Nismara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa/Universitas Negeri Semarang

Saya adalah mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang yang aktif dan memiliki semangat tinggi dalam belajar serta berorganisasi. Organisasi yang saya ikuti yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi. Selain itu, saya memiliki hobi bermain voli yang membantu saya tetap aktif dan disiplin. Dalam keseharian, saya tertarik pada berbagai konten bertema fiksi, sport, dan kuliner, yang memperkaya wawasan serta memberikan inspirasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik di masa depan. Kepribadian saya cenderung ramah, penuh semangat, dan mudah beradaptasi dalam berbagai situasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sastra Tradisional, Magnet Minat Baca untuk Anak Zaman Kini

6 Desember 2024   21:41 Diperbarui: 6 Desember 2024   21:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : schoolofchild.sch.id)

Minat baca adalah salah satu tantangan bagi sebagian besar siswa. Minat baca siswa zaman ini cenderung menurun dibandingkan generasi sebelumnya, terutama karena kehadiran teknologi digital yang lebih menarik perhatian mereka. Siswa lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget, bermain game, atau menonton video, daripada membaca buku. Salah satu factor penyebabnya yaitu kurangnya akses terhadap bahan bacaan yang menarik

Minat baca pada siswa zaman kini sangat penting karena membaca adalah jendela untuk memperluas wawasan, membangun imajinasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Di era digital yang dipenuhi dengan informasi instan, kemampuan membaca yang baik membantu siswa memilah informasi secara bijak, memahami konteks, dan meningkatkan literasi media. Selain itu, membaca juga berperan penting dalam menunjang prestasi akademik dan keterampilan berkomunikasi. Para siswa yang gemar membaca cenderung memiliki kosakata yang lebih kaya, kemampuan menyampaikan ide dengan lebih baik, dan empati yang lebih tinggi karena sering terpapar berbagai sudut pandang melalui cerita. Minat baca yang kuat sejak dini juga menjadi fondasi bagi pembelajaran sepanjang hayat, yang sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.

Lantas, Apakah Sastra Tradisional itu?

Sastra tradisional adalah karya sastra yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari budaya suatu masyarakat. Karya ini biasanya berupa cerita, puisi, lagu, atau pantun yang mengandung nilai-nilai moral, adat, dan kebijaksanaan lokal. Sastra tradisional sering kali disampaikan secara lisan, seperti dalam bentuk dongeng, legenda, mitos, fabel, atau hikayat, meskipun beberapa di antaranya telah didokumentasikan dalam tulisan. Ciri khas sastra tradisional adalah gaya bahasanya yang sederhana, imajinatif, dan kaya akan simbol-simbol budaya.

Dilansir dari Beritasatu.com Peran sastra tradisional dalam meningkatkan minat baca siswa bisa dilihat dari beberapa aspek :

1. Membangun Keterikatan dengan Budaya

Sastra tradisional merupakan cerminan autentik dari identitas budaya bangsa. Melalui pembacaan dan pemahaman terhadap karya-karya sastra tradisional, siswa tidak hanya dapat mengenali akar budaya mereka tetapi juga mendalami nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. Anak akan lebih menghargai dan merasa bangga terhadap kekayaan budaya mereka sendiri. Selain itu, rasa bangga ini dapat mendorong semangat untuk terlibat secara aktif dalam pelestarian budaya bangsa, menjadikannya bagian penting dari kehidupan mereka di masa kini maupun mendatang.

2. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu

Sastra tradisional memiliki daya tarik yang unik melalui alur cerita yang memikat, penuh teka-teki, dan sarat dengan kejutan. Kehadiran tokoh-tokoh yang kuat, konflik yang kompleks, serta pesan-pesan moral yang mendalam menjadikan cerita ini mampu menggugah emosi dan rasa ingin tahu pembaca. Siswa akan merasa tertantang untuk memahami setiap lapisan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga mereka terdorong untuk terus membaca dan mendalami isi cerita. Proses ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap proses belajar yang berkelanjutan.

3. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun