"Lalu, kakek yang menghilang pergi ke mana, Kek?" tanya Adek yang mendengarkan cerita kakeknya dengan antusias. Kakek hanya menyunggingkan senyum menatap sang cucu sambil melanjutkan cerita.
* Â * Â *
Menjelang pagi, saat cakrawala merona dengan indah, terdengar ketukan di sebuah rumah sederhana. Nenek yang sedang sibuk di dapur segera beranjak untuk membuka pintu. Tampaklah seorang prajurit yang gagah disertai senyum ramah.
"Permisi, Nek. Apakah benar ini rumah Ujang?" tanya sang prajurit.
Nenek mengangguk karena masih terkejut melihat sosok prajurit gagah yang berdiri di depan rumah kecilnya.
"Nek, kami mendapat tugas dari Baginda untuk membawa Nenek dan Ujang ke istana," ucap prajurit.Â
Nenek termangu mendengar tugas yang diemban.Â
Ada apa ini? batin Nenek Uti.
"A-a-apa salah kami? Mengapa harus ke istana?" Tanya Nenek gugup. Sementara prajurit suruhan hanya tersenyum misterius.
Meskipun hati Nenek Uti dilanda kegundahan, dia dan Ujang tetap berangkat ke istana. Karena rasa ingin tahu lebih besar daripada rasa takutnya. Nenek tidak takut karena merasa tidak berbuat salah.Â
Setibanya di depan Baginda, Ujang sangat terkejut melihat raut muka yang sangat dikenalnya. Namun, dia segera membungkuk, Â memberi hormat.