Bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu yang ingin disampaikan dalam hati. Namun, saat ini Bahasa dapat diartikan sebagai sarana untuk berkomunikasi, berinteraksi, penyampai sebuah ide, pikiran, saran, dan gagasan, dan lain sebagainya.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahasa diartikan sebagai lambang yang dihasilkan oleh ucap manusia. Bahasa juga merupakan sebuah budaya yang mengembangkan kebudayaan seperti saat ini. Namun, di era globalisasi ini ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada gaya hidup dan bahasa.Â
Terutama bagi remaja yang hidup dikalangan sekarang ini. Bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari sudah hamper tidak dimengerti oleh remaja zaman dulu. Penggunaan kaidah bahasa yang tidak benar, dipadu padankan dengan Bahasa asing, bahkan Bahasa yang di balik-balikkan dari kata aslinya menjadi Bahasa yang digunakan remaja saat ini.Â
Hal seperti ini akan menjadi penyebab tergesernya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka, diperlukannya perhatian dan Tindakan khusus demi tetap terjaganya budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Diantaranya dengan cara melakukan pembiasaan berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan beragam tradisi, budaya, dan Bahasa. Dilansir dari databooks.katadata.id, menurut laporan Ethnologue Indonesia menempati peringkat kedua dengan 715 bahasa. Keberagaman bahasa ini membuat warga Indonesia menggunakan bahasa yang berbeda-beda setiap daerahnya. Namun, bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang sepatutnya diketahui dan dipahami oleh seluruh warga negara Indonesia sendiri.
Bahasa Indonesia memiliki kaidah kebahasaan dan tata cara berbahasa, sehubungan dengan pemakaian Bahasa ndonesia itu, munculah 2 masalah pokok yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku.Â
Pemakaian Bahasa baku dan tak baku ini berkaitan dengan situasi resmi dan tak resmi. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah dan pada saat berkomunikasi dengan seseorang yang lebih atas digunakan Bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi tidak resmi, seperti dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, berkomunikasi dengan teman sebaya, digunakan Bahasa tidak baku.( Sugono, 2019).
Kedudukan Bahasa Indonesia di era globalisasi seperti saat ini, dianggap sebagai penghambat proses komunikasi yang dilakukan secara global, hal ini menyebabkan Bahasa Indonesia terlihat tidak begitu memfasilitasi proses globalisasi. Semakin tinggi kualitas berbahasa, semakin sedikit tujuan pengajaran Bahasa tersebut tercapai. (Ariningsih, dkk. 2012).
Era digital yang berperan dalam penguasaan teknologi dan Bahasa asing saat ini semakin meminggirkan Bahasa Indonesia. Sikap bangsa sebagai pengguna Bahasa Indonesia juga cenderung menunjukkan sikap negatif. Terutama remaja di era globalisasi ini. Banyak sekali ditemukan bahwa remaja saat ini lebih mahir berbahasa asing dibandingkan Bahasa Indonesia.Â
Alasannya karena Bahasa yang mereka pelajari dan kuasai merupakan Bahasa internasional dan bisa membuat mereka mudah berkomunikasi dengan orang asing. Alasan tersebut bukan hal yang salah, namun mereka sendiri mengesampingkan Bahasa mereka sendiri, mereka melepaskan identitasnya sebagai bangsa Indonesia yang berbahasa Indonesia.Sekolah dengan bertaraf internasional semakin di unggul-unggulkan.
Penggunaan nya terkadang dicampur-campurkan atau dikolaborasikan dengan Bahasa Indonesia. Seperti, "Somehow, you juga harus nerima apa yang terjadi", "Acctualy, I bahkan gabisa. But I do my best aja sih", "Whatever You mau bilang apa, I ga pernah peduli ya", dan lain sebagainya.