Mohon tunggu...
Aisatun nafisah
Aisatun nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 2

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Konsep, Model dan Metode Evaluasi Pembelajaran

22 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 22 Juni 2024   16:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


A. Definisi Konsep, Model dan Metode Evaluasi Pembelajaran. 


Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar lainnya dalam lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran terdiri dari serangkaian kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Konsep evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis untuk mengumpulkan data tentang kemajuan belajar siswa, efektivitas pengajaran, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak hanya terbatas pada mengukur hasil belajar siswa, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana siswa belajar dan seberapa baik tujuan pembelajaran tercapai.
Model evaluasi pembelajaran digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pembelajaran dan dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar. Model ini mencakup sistem pendukung, prinsip reaksi, sintaksis, dan sistem sosial (Joice & Wells). Sedangkan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Kata Arends dalam Trianto.
Berbagai termasuk evaluasi formatif dan sumatif, model evaluasi pelatihan Kirkpatrick, dan pendekatan evaluasi yang berpusat pada data untuk meningkatkan pembelajaran. Secara konseptual, model pembelajaran inklusi menjanjikan beberapa keuntungan dalam mengelola pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk mencapai tujuan ini. Hal ini dapat dilakukan karena anak dapat mengikuti pembelajaran di lembaga mana pun yang terdekat dengan rumahnya.
Metode evaluasi pembelajaran adalah alat atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang evaluasi. Berbagai metode termasuk wawancara, observasi di kelas, tes dan kuis, penugasan proyek atau tugas, dan refleksi diri siswa. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, yang harus dipertimbangkan sesuai dengan konteks dan tujuan evaluasi.


B. Model-Model Evaluasi Pembelajaran Yang Telah Dikembangkan.

 
Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan "model" sebagai contoh, pola acuan, ragam, macam, dan sebagainya. Model didefinisikan sebagai persamaan yang membantu memahami struktur proses yang digunakan oleh para ilmuwan ketika peristiwa yang dipelajari tidak dapat diuraikan dengan cara lain (suatu yang membantu dalam memahami struktur atau proses yang digunakan oleh ahli ketika fenomena dipelajari untuk dapat diterangkan). Namun, evaluasi pendidikan adalah suatu proses penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengukur tingkat kemajuan suatu kegiatan pendidikan dan menetapkan pencapaian tujuan untuk pendidik dan yang dididik.
Dalam konteks evaluasi pembelajaran, ada beberapa model yang telah dikembangkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran dan memahami sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Berikut adalah beberapa model evaluasi pembelajaran yang umum digunakan yaitu:
1. Model Kirkpatrick, yang merupakan salah satu model evaluasi pembelajaran paling populer, terdiri dari Reaksi, Pembelajaran, Perilaku dan Hasil.
2. Model CIPP (Context, Input, Process, Product): Model ini mempertimbangkan konteks di mana program dilaksanakan, input atau sumber daya yang digunakan, proses pelaksanaan, dan produk atau hasil program.
3. Model Scriven: Model ini dibuat oleh Michael Scriven dan berpusat pada evaluasi formatif, atau evaluasi selama proses, dan sumatif, atau evaluasi akhir. Identifikasi tujuan, kriteria, dan standar evaluasi termasuk dalam hal ini.
4. Model Stufflebeam: Model ini menawarkan empat jenis evaluasi terdiri dari Formatif, Sumatif, Proses dan Dampak.
5. Model Tyler: Fokus pada perencanaan dan evaluasi kurikulum dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, dan evaluasi untuk menentukan sejauh mana tujuan tercapai.
6. Model Eisner: Model ini menggabungkan aspek estetika dan interpretatif dalam evaluasi, dengan menekankan pentingnya memahami konteks dan makna dalam evaluasi pembelajaran.
Setiap model menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menilai pembelajaran. Model yang tepat untuk dipilih bergantung pada tujuan evaluasi, konteks, dan sasaran pembelajaran yang ingin dicapai.

C. Model-model evaluasi pembelajaran berinteraksi dengan konsep pembelajaran. 


Menurut pendekatan dan fokus masing-masing model, ada berbagai cara di mana model evaluasi pembelajaran berinteraksi dengan konsep pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara umum di mana model ini berinteraksi dengan konsep pembelajaran, diantaranya:
1. Pengukuran Tujuan Pembelajaran: Model evaluasi seperti Kirkpatrick dan Tyler memiliki hubungan langsung dengan konsep pembelajaran karena membantu menetapkan dan mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya, model Kirkpatrick mengevaluasi sejauh mana peserta mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan tingkat reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil.
2. Perancangan Pembelajaran yang Efektif: Model CIPP dan Eisner membantu merancang pembelajaran yang lebih efektif dengan mempertimbangkan konteks, proses, dan hasil pembelajaran. Mereka menawarkan panduan tentang bagaimana membuat program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.
3. Umpan Balik Formatif dan Perbaikan: Model seperti Scriven dan Stufflebeam memberikan kerangka kerja untuk evaluasi formatif, yang membantu memberikan umpan balik yang berkelanjutan selama proses pembelajaran. Ini memungkinkan guru untuk melakukan perbaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Penekanan pada Dampak dan Efektivitas: Pengukuran dampak pembelajaran terhadap peserta dan lingkungan sangat penting, menurut beberapa model evaluasi, seperti Tyler dan Stufflebeam. Ini memastikan pembelajaran berlangsung dan menghasilkan nilai tambah yang jelas dan berkelanjutan.
5. Konteks dan Adaptasi: Model seperti Eisner menekankan bahwa memahami konteks khusus di mana pembelajaran terjadi dan bagaimana hal itu mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran sangat penting. Model-model ini memungkinkan evaluasi yang lebih kontekstual dan menyeluruh.
Dengan menggunakan model evaluasi yang tepat, pendidik dapat mengukur efektivitas pembelajaran secara sistematis, memahami dampak dari metode pengajaran yang digunakan, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan pengalaman belajar. Interaksi antara model evaluasi dan konsep pembelajaran memungkinkan evaluasi yang menyeluruh dan berkelanjutan, yang pada gilirannya mendukung perbaikan berkelanjutan dalam praktik pengajaran.

D. Faktor-faktor yang mendukung dan mempengaruhi proses pembelajaran. 


Secara umum, enam faktor mendukung proses pembelajaran, yang meliputi:
1. Faktor Guru
Faktor guru terdiri dari komponen fisik dan mental guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.
a. Kondisi Fisik:Kesehatan fisik secara keseluruhan dan kemampuan inderawi b. Kondisi Psikis: Mood pendidik dan kemampuan pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional.
2. Faktor Siswa
Seperti guru, siswa juga dapat diperiksa dari segi fisik dan psikis.
a. Kondisi Fisik: Kesehatan fisik siswa secara keseluruhan dan fungsi inderawi.
b. Kondisi Psikis: Bakat, minat, kemampuan, motivasi, dan kondisi kejiwaan siswa.
3. Faktor Tujuan
Menetapkan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai adalah bagian penting dari kesuksesan pembelajaran. Tujuan pembelajaran terdiri dari tujuan yang jelas, urgensi, tingkat kesulitan yang diatur sedemikian rupa, dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Faktor Materi
 Materi merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Materi yang berkualitas tinggi dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah diterapkan oleh seorang pendidik. Jika faktor-faktor ini tersedia dengan baik, hasil pembelajaran akan lebih baik. Ini karena materi harus jelas, menarik, sistematik, dan jenis materi yang dipilih.
5. Faktor Instrumental
Instrumen sangat penting untuk proses pembelajaran karena tanpanya prosesnya akan terhambat lengkap dari segi kuantitas dan kualitas, serta kesesuaian perangkat yang digunakan dengan proses pembelajaran.
6. Faktor Lingkungan
 Lingkungan yang baik akan membantu pembelajaran menjadi lebih baik.
Sedangkan Faktor internal, eksternal, dan metode belajar yang digunakan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar.

E. Kaitan antara konsep, model, dan metode evaluasi pembelajaran dalam mencapai tujuan Pendidikan. 


Dalam konteks pendidikan, konsep, model, dan metode evaluasi saling terkait dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah kaitan antara ketiganya:
1. Konsep Pembelajaran
Istilah "pembelajaran" mengacu pada konsep atau ide dasar tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana proses pembelajaran seharusnya berlangsung. Konsep ini mencakup pemahaman tentang strategi, metode, dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah cara atau pendekatan sistematis untuk merancang pengalaman pembelajaran yang efektif berdasarkan konsep pembelajaran. Model ini dapat berupa pola atau struktur yang membantu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Model-model ini termasuk pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek.
3. Metode Evaluasi Pembelajaran
Metode evaluasi pembelajaran adalah cara atau alat untuk mengukur seberapa baik siswa mencapai tujuan pembelajaran. Ini mencakup penilaian hasil akademik, keterampilan, dan sikap, serta tugas proyek, presentasi, dan ujian.

Kaitan dan Implikasinya:
Pemilihan Model Berdasarkan Konsep:
Model pembelajaran yang sesuai dipilih berdasarkan konsep yang dipilih. Misalnya, jika konsepnya adalah pembelajaran aktif dan kolaboratif, model yang sesuai adalah pembelajaran berbasis proyek atau kooperatif.
Evaluasi sebagai Alat Verifikasi:
Metode evaluasi dipilih berdasarkan model dan ide-ide pembelajaran yang diterapkan. Evaluasi membantu mengevaluasi seberapa baik tujuan pembelajaran tercapai dan seberapa efektif ide-ide tersebut diterapkan.
Siklus Pembelajaran Berkelanjutan
Ketiganya merupakan bagian dari siklus pembelajaran berkelanjutan. Evaluasi memberikan umpan balik yang diperlukan untuk meningkatkan dan mengoreksi proses pembelajaran, dan konsep dan model memberikan dasar filosofis.
Dengan memahami bagaimana konsep, model, dan metode evaluasi berhubungan dalam konteks pembelajaran, pendidik dapat merencanakan dan menerapkan pembelajaran yang lebih efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun