suara AI merupakan teknologi modern yang dapat menduplikasi suara seseorang menjadi sangat mirip seperti aslinya. Bahkan, sulit dibedakan. Prosesnya melibatkan pengumpulan data suara dari individu yang akan dikloning, kemudian data tersebut dianalisis dan dipelajari oleh AI untuk menghasilkan tiruan suara yang mirip dengan aslinya. Canggih bukan?
KloningAkan tetapi, kloning suara AI juga memiliki dampak yang berpotensi pada bahaya. Salah satunya adalah penyalahgunaan teknologi untuk penipuan atau manipulasi. Seseorang dapat menggunakan suara yang dikloning untuk membuat pesan palsu atau mencemarkan nama baik sekolah. Hal ini dapat merusak reputasi sekolah.
Selain itu, siswa dikhawatirkan akan mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan keterampilan interpersonal apabila ketergantungan AI. Peran guru juga dapat tergantikan apabila seluruh materi pembelajaran sudah dikloning dengan suara AI. Tentu hal tersebut berdampak pada penurunan lapangan kerja guru dan kualitas pembelajaran. Oleh sebab itu, penting meningkatkan kesadaran dan langkah-langkah pencegahan untuk menghadapi bahaya kloning suara AI. Seperti tata cara penggunaan teknologi keamanan suara, pelatihan untuk mengenali suara yang dikloning, dan kebijakan penggunaan teknologi kloning suara dalam pendidikan.
Teknologi harus digunakan sebagai alat bantu yang melengkapi dan mendukung proses pembelajaran. Bukan menggantikan peran guru dan interaksi sosial dalam pembelajaran. Dengan memadukan teknologi, peran guru, serta interaksi sosial, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang sistematik dan efektif bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H