Dunia kerja merupakan dunia yang bisa dibilang sangat keras jika kita tidak bisa menempatkan diri kita sesuai dengan lingkungan pekerjaan kita.
Menurut para peneliti dan para pakar, karyawan yang paling stres di berbagai tempat kerja ialah Generasi Z. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor seperti kondisi ekonomi mereka yang tidak stabil, ketidaknyamanan, tekanan atasan dan senior, serta gangguan kecemasan.
Sebenarnya, hal itu hampir dirasakan oleh semua usia pekerjaan, tetapi generasi Z telah yang sangat rentan mengalami karena di usianya mereka yang tergolong masih muda di dalam dunia kerja.
Selain itu, hal itu disebabkan karena tidak sedikit Generasi Z yang memasuki dunia kerja pada saat pandemi, dan hal itulah yang membuat mereka kewalahan menghadapi tekanan di dalam pekerjaan.
Berdasarkan riset MarkPlus Inc dan MarkPlus Institute, dunia kerja yang diekspektasikan oleh generasi Z sangat berbeda dengan realita yang sebenarnya di dunia kerja. Generasi Z tak hanya mementingkan budaya Work Life Balance dan melakukan kompetisi sehat, tetapi juga menginginkan Work From Anywhere, sehingga kedua hal tersebut sangat sulit dipenuhi oleh beberapa perusahaan.
Generasi Z kerap paling merasakan stress serta anxious jika mereka tidak Work Life Balance.
Berdasarkan riset lainnya, The Randstad, sebanyak 35.000 karyawan yang berasal dari kalangan generasi z dan juga milenial dijadikan sebagai bahan riset guna mengetahui bagaimana pandangan mereka mengenai dunia kerja.
Adapun hasil risetnya yaitu 41% dari 100% Generasi Z yang sudah memiliki pengalaman di dunia kerja memilih menganggur daripada bekerja di bawah tekanan.
Generasi Z juga menganggap bahwa kesehatan mental lebih penting daripada gaji. Psikologis dan emosional yang dimiliki oleh beberapa pekerja dari Generasi Z mengalami gejala psikosomatis karena adanya tekanan dalam psikologis dan juga emosional mereka.Â
Maka dari itu penting sekali Mainfulness generasi Z terhadap dunia kerja. Mindfulness tersebut ialah:Â