Pendekatan antropologis dalam sastra membantu kita memahami konflik sosial dalam karya sastra Indonesia dengan meneliti aspek budaya, adat, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang membentuk masyarakat di dalam cerita. Melalui pendekatan ini, kita bisa mengkaji bagaimana latar budaya mempengaruhi perilaku karakter, interaksi sosial, dan perkembangan konflik dalam cerita, khususnya konflik-konflik yang berakar dari perbedaan budaya, ketimpangan sosial, atau benturan nilai dalam masyarakat.
Dalam konteks novel Gadis Kereta karya Sitor Situmorang, pendekatan antropologis bisa memberikan pemahaman yang mendalam terhadap konflik sosial yang dihadapi oleh para tokoh utama, yang mencerminkan dinamika sosial masyarakat Indonesia. Gadis Kereta menceritakan tentang seorang perempuan Batak yang melakukan perjalanan dari Medan ke Jakarta, yang menghadapi tantangan dan konflik yang mencerminkan ketegangan antara tradisi dan modernitas, antara kehidupan di kampung dan kota besar, serta masalah identitas dalam era yang berubah.
Beberapa Elemen Antropologis yang Bisa Dikaji dalam Gadis kereta
1. Identitas Budaya dan Konflik Internal
  Dalam novel ini, karakter utama mengalami konflik internal yang muncul dari identitas budayanya. Sebagai orang Batak, ia terikat pada adat dan nilai-nilai budaya yang kuat. Ketika ia berada dalam lingkungan baru yang lebih modern dan individualistis, ia mulai mempertanyakan nilai-nilai tradisional tersebut, yang mencerminkan konflik yang banyak dialami masyarakat Indonesia dalam proses urbanisasi.
2. Peran Gender dan Adat Istiadat
  Dalam masyarakat Batak yang sangat patriarkal, perempuan memiliki posisi yang cukup terbatas dalam hal kebebasan dan pilihan hidup. Tokoh utama dihadapkan pada batasan-batasan ini dan berusaha untuk mencari jati diri di tengah tekanan sosial.
3.Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
  Di dalam novel, perjalanan dari Medan ke Jakarta bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga mencerminkan perjalanan sosial yang memaparkan ketimpangan antara daerah dan pusat, antara kampung dan kota.
3. Migrasi dan Alienasi
  Perjalanan karakter utama ke kota besar juga menggambarkan proses migrasi yang dialami banyak orang di Indonesia, terutama dari daerah ke kota