Mohon tunggu...
Ai Saadah
Ai Saadah Mohon Tunggu... Guru - Penggiat literasi

Memiliki hobi menulis sejak kecil dan mengikuti berbagai event kepenulisan. Beberapa karya tertuang dalam buku antologi bergenre fiksi dan nonfiksi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serasa Udara Hijau Muda

30 Agustus 2022   04:33 Diperbarui: 30 Agustus 2022   04:36 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di langit yang sama dengan udara yang sama segarnya.

Kuberdiri di tempat berbeda dengan senja yang melambai tanda kepergiannya hari ini.
Petrikor serasa membelai penciumanku lamat-lamat. Memandang jauh ke dalam relung hati. Entah, ini akan menjadi baik atau lebih baik. Tak ada pilihan yang kutanam melebihi rasa percaya pada kuasa-Nya.

Kaki kian mantap menapak tanah kehidupan di tempat baru. Indurasmi senantiasa kunanti cahayanya, setelah gerhana yang kulewati.
Secercah harap memercik keheningan, semoga Allah memapahku.

Apakah ini kesedihan atau kelegaan, karena udara seakan berwarna dalam hidupku. Ada setitik rasa gelisah karena jauh dan rasa gembira karena hijrah. Hanya bisa menggantungkan harapan pada Sang Mahapencipta yang senantiasa menjaga dan menerangi hati yang rapuh. Selama napas masih terhembus, kisah sang pesalah dan pelupa belum lah berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun