Mohon tunggu...
RM Zulkipli
RM Zulkipli Mohon Tunggu... -

Ada Negara, baru ada Rumah..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa yang Tergigih Berantas Korupsi?

1 Maret 2014   18:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


(HARMAIN AGUNG, PENGACARA)
SBY tentulah bukan manusia yang sempurna. Banyak yang dicapai, tetapi tetap ada yang  belum sepenuhnya dicapai.
Yang rakyat hargai dan sungguh berterima kasih kepada Presiden SBY adalah kegigihan dan konsistensinya dalam pemberantasan korupsi.
SBY mendukung penuh KPK, dan tidak pernah melakukan intervensi. Yang rakyat juga senang, SBY melaksanakan pemberantasan korupsi di Indonesia tanpa pandang bulu. Tidak tebang pilih.
Rakyat tahu SBY juga konsisten dalam melakukan pembenahan di partainya.
Sejumlah kader yang melakukan korupsi langsung ditindak dan diberi sanksi. Meskipun, rakyat banyak yang tidak tahu bahwa Parta Demokrat bukanlah partai yang paling banyak korupsinya.
Data dan fakta menunjukan bahwa banyak partai lain yang korupsinya jauh lebih banyak dibandingkan Partai Demokrat.
Sayang televisi dan media kita banyak yang tidak "fair" dan tidak berimbang dalam memberitakan kasus-kasus korupsi. Sangat tidak adil jika Partai Demokrat divonis sebagai partai yang paling korup, sementara fakta dan data sama sekali tidak seperti itu. Rakyat butuh kebenaran dan keadilan.
Semoga para pemimpin partai politik yang lain bisa mencontoh SBY dalam menertibkan dan menindak kader-kadernya yang terlibat korupsi. Bukan malah melindungi dan membela secara membabi-buta. Negara ini memerlukan pemimpin yang tegas dan konsisten dalam pemberantasan korupsi.
Rakyat juga menunggu peradilan yang adil dari KPK dan penegak hukum lain atas nama-nama yang diketahui sangat lihay dalam melaksanakan korupsi. Termasuk mereka yang terlalu berani dan rakus memainkan anggaran yang ada di DPR.
Sepertinya mereka kebal hukum. Atau barangkali mereka baru akan diadili setelah pemilu selesai. Cara begini jelas tidak adil dan bisa membenarkan kecurigaan banyak kalangan bahwa partai-partai tertentu memang dijadikan target untuk dihancurkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun