Mohon tunggu...
Cipto Widodo
Cipto Widodo Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Cerita Mantan Kondektur Bus

4 April 2014   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:04 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13965990321925472332


PERKENALKAN namanya Carlos Bacca. Sebelumnya, dia bukan siapa-siapa di panggung sepak bola Primera Liga. Dia tenggelam di balik gemerlap pesona duo poli bintang Cristiano Ronaldo dan Lionell Messi. Dia juga tidak dikelilingi model cantik layaknya Neymar. Atau properti panas sekelas Diego Costa.


Bacca baru menjadi perbincangan saat melesakkan dwi gol ke gawang Real Madrid. Gol yang menghadirkan kekalahan dua kali beruntun dalam kuran waktu empathari. Kekalahan El Real yang membuat kalkulasi perebutan gelar juara Primera Liga musim ini menjadi terasa rumit.


Bersama Sevilla, Bacca sudah mengoleksi 14 gol dari 29 kali penampilan. Rinciannnya, 13 gol dilesakkan dengan kaki kanan, satu lagi lewat sepakan kaki kiri. Untuk pemain yang baru satu musim berkarier di Tanah Spanyol, perolehan itu terbilang luar biasa.


--
Tapi Bacca sesuguhnya adalah pembuka dari sebuah ambisi no body to be some body. Dari bukan siapa-siapa tapi menjadi orang luar biasa. Dan, sepak bola kembali menunjukkan sihirnya untuk membius seluruh orang belahan dunia ketiga mengubah peruntungan mereka di sepak bola. Mewujudkan mimpi menjadi tenar dan kaya.


Striker berasal dari sebuah desa di Puerto Kolombia. Pada usia 20 tahun, dia menjadi kondektur atau kernet bus. “Saya berasal dari keluarga miskin sehingga harus mendapatkan uang untuk membantu orang tua keluar dari kesulitan,” ceritanya seperti dikutip situs FIFA.
Saat merasa kariernya sudah tertutup, keajaiban datang ketika dia masuk di tim SMP sekolahnya. Di tim ini dia selalu berusaha menampilkan kemampuan terbaik hingga batas maksimal yang bisa dilakukan. Berikutnya, dia terdampar di Divisi II Venezuela.


Istirahat sejenak, Bacca menandatangani kerjasama dengan tim Junior Barranquilla pada tahun 2009 dan tampil di Torneo Apertura. Tampil bagus, pintu Eropa menjadi terbuka. Dia hijrah ke Club Brugge, Belgia. Di sini, dia mencetak 31 gol dari 54 penampilan.
"Ketika saya mendapat gaji pertama sebagai pemain profesional, saya mengadakan makan dengan seluruh keluarga untuk berbagi kebahagiaan. Saya juga mengundang orang-orang yang telah mendukung dan membantu saya sepanjang jalan," paparnya.

(tulisan soal sepak bola lainnya di bisa berkunjung ke voetbalnote.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun