Mohon tunggu...
Ai Rosita
Ai Rosita Mohon Tunggu... Relawan - Menjadi seseorang yang memiliki arti dan berguna untuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitar

Orang yang merasa kesepian dan tidak memiliki arti, mencoba menyelami sedikit arti dalam dirinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadi Relawan? Siapa Takut

2 Februari 2022   17:48 Diperbarui: 3 Februari 2022   13:23 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertama kali bekerja sebagai relawan, di tahun 2005. Saat itu pertama kalinya aku ke Jakarta, niatan ingin mencari pekerjaan. Saat itu, aku diajakin untuk menjadi volunteer dalam salah satu kegiatan internasional. Disampaikan oleh panitianya, bahwa jadi volunteer dalam kegiatan ini tidak akan mendapatkan honor, aku hanya mendapatkan konsumsi dan sertifikat. 

Bagiku, tidak masalah. Karena pengalaman hal yang penting. Sebagai orang desa, ikut serta menjadi volunteer dalam kegiatan inetrnasional seperti itu hal yang membanggakan tentunya. 

Sejak saat itu, ada tawaran kembali menjadi volunteer dalam konferensi internasional. Masuk dalam jajaran panitia, dan untuk pertama kalinya menginap di hotel bintang 5. Kegiatan berlangsung selama seminggu, di akhir acara sungguh tidak menyangka dibayar pakai dollar. Dan itu untuk pertama kalinya aku memegang dollar. Hasil dari keikhlasan memang berbuah manis.

Dan kini, aku bekerja dalam bidang kemanusiaan. Meskipun hanya sekedar menjadi bagian di balik layar, menjadi tim sekretariat. Tapi sesekali aku ditugaskan untuk menjadi bagian tim psikososial. Menjadi relawan, akan mengasah sisi kemanusiaan kita. 

Pertama kali turun dalam kegiatan di Palu tahun 2019, membersamai para guru, mendengarkan kisah mereka yang ditinggalkan keluarga, rekan dan muridnya dalam kejadian bencana yang terjadi menjelang akhir tahun 2018. 

Dalam kegiatan kerelawanan, kita bekerja harus penuh dengan keihklasan, mematuhi norma-norma yang berlaku dan menjungjung tinggi kearifan lokal, terlebih jika kita ditugaskan dalam kegiatan kemanusiaan. 

Banyak hal, pengalaman yang didapatkan dalam kegiatan tersebut. Keramahan masyarakat Indonesia nampak terlihat. Aku dengan para guru-guru yang menjadi peserta dalam kegiatan itu dengan cepat bisa akrab. Ketika selesai kegiatan dan bertolak pulang, mereka datang ke tempatku menginap dan memberikanku oleh-oleh.

Yang terakhir, misi yang aku ikuti melakukan pendampingan psikosisial di Nusa Tenggara Timur. Bertemu dengan anak-anak dan masyarakat NTT yang manis-manis dan ramah. Menjadi relawan memberiku kesempatan untuk menjelajah luasnya Indonesia, beranekka ragamnya budaya Indonesia dan menjadikanku banyak bersyukur menikmati karunia Sang Maha Pencipta. 

Menjadi relawan itu, kepuasan batin yang kita dapatkan. Jika ingin mendapatkan kepuasan materi, menjadi relawan bukan solusi. Karena hal terpenting ketika ingin menjadi relawan itu panggilan hati.

Jakarta, 2 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun