PERTANDINGAN antara Argentina dan Brasil akan selalu menjadi laga yang menarik bagi penikmat sepak bola di seluruh dunia. Entah itu di laga resmi ataupun hanya berlabel persahabatan, duel dua raksasa Amerika Latin itu akan selalu menghadirkan drama-drama yang menegangkan dan pastinya menguras emosi.
Laga di Stadion Nacional de Chile, di kota Santiago, Chile, 17 Juli 1991 silam mungkin menjadi salah satu laga yang menarik antara Albiceleste dan Selecao. Bukan hanya memperlihatkan teknik sepakbola yang luar biasa dari masing-masing tim, laga klasik tersebut juga menampilkan ketegangan dan drama sepanjang pertandingan. Bayangkan, lima gol dan lima kartu merah tercipta pada salah satu laga klasik di Copa America 1991 tersebut. Â
Argentina dan Brasil sama-sama melaju ke putaran final Copa America 1991 setelah lolos dari babak penyisihan grup. Argentina kala itu lolos sebagai juara grup A, sedangkan Brasil lolos sebagai runner up grup B di bawah Kolombia.
Sekedar diketahui, di gelaran Copa America 1991 yang digelar di Chile ini, turnamen belum memakai sistem gugur. Jadi dari 10 tim yang berlaga, yang dibagi ke dalam dua grup, diambil dua tim dari masing-masing grup untuk melaju ke putaran final.
Keempat tim yang lolos kemudian dikumpulkan lagi di dalam satu grup untuk bertemu kembali. Saat itu, Argentina dan Brasil bergabung dengan Chile dan Kolombia sebagai empat tim yang lolos dari fase grup.
Selain belum memakai sistem gugur, penghitungan poin di Copa America 1991 pun berbeda. Jadi untuk tim yang menang tidak mendapat tiga poin, melainkan mendapat dua poin. Sedangkan tim yang meraih hasil imbang akan mendapat satu poin, dan tim  yang kalah tidak mendapat poin.
Sebagai tim yang lolos ke putaran final, Argentina dan Brasil langsung saling berhadapan di laga pertama. Laga yang digelar di Stadion Nacional de Chile tersebut dipimpin oleh Carlos Maciel, wasit asal Paraguay.
Sama-sama berstatus sebagai favorit juara, Argentina dan Brasil menurunkan pemain-pemain terbaik mereka di laga ini. Argentina menurunkan bomber andalan mereka Gabriel Batistuta di lini depan dengan ditopang Claudio Caniggia dan Diego Simeone di lini tengah. Sementara Brasil menurunkan Branco, Joao Paulo, dan penjaga gawang legendaris Claudio Taffarel.
Laga baru berjalan satu menit, Argentina langsung memimpin melalui Dario Franco. Memanfaatkan umpan pojok, gelandang Tim Tango tersebut berhasil melepaskan diri dari kawalan sebelum kemudian melepaskan sundulan terarah ke pojok kiri gawang Brasil yang tidak bisa dihalau Taffarel. 1-0 Argentina pun memimpin.
Tersentak dengan gol cepat Argentina, Brasil yang kala itu dilatih oleh Paulo Roberto Falcao langsung tampil menekan. Tidak butuh waktu lama, mereka kemudian berhasil menyamakan kedudukan empat menit kemudian, tepatnya di menit kelima lewat Branco.
Gol penyeimbang yang dicetak Branco ini tergolong indah. Pemain yang berposisi sebagai bek tersebut mencetak gol lewat tendangan bebas dari jarak 32 meter. Tendangan keras kaki kirinya menghujam keras ke gawang Argentina yang tidak bisa dihalau kiper Sergio Goycochea. Kedudukan pun menjadi imbang 1-1.Â