Mohon tunggu...
airiliarevina
airiliarevina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mahasiswi kedokteran hewan yang menyukai bidang seni dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kucingmu Lemas dan Kurang Nafsu Makan? Ada Apa Yaa?

17 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:29 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan hewan peliharaan khususnya kucing memang harus selalu dijaga dan diwaspadai. Saat ini banyak kucing yang terserang oleh penyakit yang bisa menyebabkan kematian seperti penyakit Panleukopenia. Apa itu Panleukopenia ? Panleukopenia adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh feline parvovirus (FVP) yang bisa menular dan berkembang biak dengan cepat. Virus ini biasanya menyerang sel-sel yang ada dalam tubuh kucing seperti sel darah putih, sel usus, dan sel sumsum tulang belakang. Feline parvovirus (FVP) biasanya rentan menyerang anak kucing dan kucing yang belum di vaksin dengan gejala diare, demam, muntah, nafsu makan berkurang, lemas dan penurunan berat badan. Selain itu, feline parvovirus (FVP) juga bisa menyerang janin kucing pada kucing yang hamil. Bagaimana proses penyebaran Panleukopenia ? Virus pada penyakit Panleukopenia ini bisa menyebar dengan cepat ke sesama kucing dengan penyebaran melalui oral atau pernapasan. Ketika virus sudah memasuki tubuh dari host yang sudah susceptible atau rentan maka virus akan melakukan replikasi pada oropharyngeal lymphoid tissue. Beruntungnya virus ini hanya menyerang pada kucing dan tidak menular kepada manusia, tetapi manusia dapat menularkan virus ini kepada kucing melalui pakaian atau barang yang terdapat feline parvovirus (FVP) ini. Feline parvovirus (FVP) biasanya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kucing untuk melawan infeksi dari bakteri maupun parasit dari luar. Pada janin bisanya berpengaruh pada perkembangan sistem syaraf pusat pada fetus yang disebut juga dengan hypoplasia. Dan bahayanya, virus ini dapat bertahan hingga satu tahun di lingkungan yang terjangkit.  

Apa metode untuk mengetahui bahwa kucing terjangkit Panleukopenia ? Metode yang digunakan untuk mendeteksi virus ini yaitu dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) maupun Enzyme-linked Immunosobent Assay (ELISA). Saat ini juga sudah tersedia rapid test kit yang digunakan untuk mendeteksi virus Panleukopenia. Rapid test kit mempermudah para dokter hewan dalam mengaplikasikannya karena tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang banyak seperti PCR maupun ELISA.Apa saja proses penanganan dari Panleukopenia ? Berdasarkan hasil wawancara dengan drh. Ageng Ilham R., M.Sc. dan drh. Febby Dwi pada tanggal 07 November 2024 yang berlokasi di Bwx Petcare Banyuwangi, penyakit Panleukopenia ini biasanya memiliki tingkat kesembuhan yang kecil serta terjadi secara mendadak. Penanganan dari penyakit ini diawali dengan memberikan penanganan awal seperti memberi makanan dan cairan untuk mencegah dehidrasi pada kucing. Penanganan selanjutnya yaitu dengan memberikan perawatan intensif kepada kucing yang terjangkit. Perawatan intensif dilakukan dengan memberikan terapi cairan intravena, memberikan obat antidiuretik dan anti mual, antibiotik, hingga transfusi darah untuk kasus yang parah, serta multivitamin untuk meningkatkan ketahanan tubuh kucing. Dan yang utama yaitu dengan memisahkannya atau mengisolasi kucing yang terinfeksi oleh virus agar tidak menularkan virus kepada kucing lain.Apa yang harus dilakukan oleh Dokter Hewan menghadapi hewan dengan penyakit Panleukopenia ? Selain memberikan pengobatan, Komunikasi antara dokter hewan dan pemilik kucing harus dilakukan secara efektif mulai dari diagnosis, proses pengobatan dan penyembuhan, serta setelah kucing sembuh. Dalam hal ini dokter hewan harus menyampaikan informasi dengan tepat dan detail, seperti menjelaskan tentang penyebab, gejala, pengobatan apa saja yang dilakukan, serta perawatan lanjutan agar kucing tidak terserang Panleukopenia kembali. Dokter hewan harus memastikan bahwa pemilik kucing memahami betapa pentingnya kepatuhan terhadap protokol pengobatan yang diberikan. Dalam masa perawatan khususnya rawat inap pemilik kucing harus diberi pembaharuan mengenai kondisi perkembangan kucing mereka, perkembangan pengobatan, dan tanda-tanda pemulihan atau sebaliknya. Jika kucing mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan serta perawatan bisa dilakukan dengan rawat jalan, dokter hewan harus selalu berkomunikasi serta mengingatkan pemilik kucing tentang perawatan lanjutan di rumah, seperti pemberian obat, multivitamin dan pemantauan suhu tubuh secara rutin. Bagaimana upaya untuk mencegah atau mengatasi Panleukopenia agar kucing tidak terserang kembali ? Setelah kucing sembuh dari Panleukopenia, dokter hewan dapat melakukan diskusi dengan pemilik kucing mengenai langkah-langkah pencegahan untuk menghindari infeksi yang serupa di masa depan. Langkah-langkah pencegahan meliputi vaksinasi rutin, penghindaran kontak dengan kucing yang terinfeksi, dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kucing. Upaya pencegahan melalui vaksinasi dilakukan untuk mencegah kucing terserang Panleukopenia, meminimalisir gejala klinis terhadap infeksi virus feline parvovirus (FVP), dan mampu mencegah kematian, karena imunitas yang terbentuk mempercepat pemulihan dari infeksi. Vaksinasi dapat diberikan kepada kucing saat kucing berusia 8 minggu yang biasanya diulang setiap satu hingga tiga tahun sekali   untuk pencegahan dini pada kucing. Selain melalui vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kucing juga dapat mencegah kucing terserang virus ini, seperti membersihkan kandang dan litter box setiap hari, mencuci mangkuk makan dan minum kucing, mencuci mainan kucing, serta membersihkan tempat tidur kucing secara rutin.

Oleh karena itu, menurut penulis komunikasi yang baik antara dokter   hewan dengan pemilik hewan sangat penting, terutama dalam menghadapi kasus penyakit berat seperti Panleukopenia. Dalam kasus ini dokter hewan harus bisa menunjukkan empati dan memberikan dukungan emosional kepada pemilik kucing selama proses perawatan berlangsung, sambil tetap memastikan bahwa informasi medis yang disampaikan mudah dipahami dan diikuti oleh pemilik kucing. Dengan komunikasi yang efektif serta dukungan penuh dalam proses pengobatan atau pemulihan, kucing yang terinfeksi panleukopenia memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dan pemilik hewan lebih tenang dalam merawat hewan peliharaan mereka. Selain itu, pentingnya edukasi mengenai vaksinasi agar kucing terhindar serta tidak terjangkit Panleukopenia kembali harus tersampaikan dengan baik dan jelas kepada pemilik kucing.  

Penulis : Diajeng Kholishshatun Nurjannah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun