Konsep Green Campus atau kampus hijau semakin berkembang dan menjadi tren di kalangan perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tren ini memberikan nilai positif, tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi mahluk hidup sekitarnya. Konsep Green Campus sendiri bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi civitas akademika, efisien dalam penggunaan energi, mengurangi emisi gas berbahaya di lingkungan kampus dan mampu mengelola penggunaan sumber daya alam yang terbatas.
Di Jawa Timur juga terdapat beberapa kampus yang menerapkan kebijakan Green Campus, salah satunya adalah kampus Universitas Airlangga (UNAIR).
Unair telah menerapkan berbagai inisiatif ramah lingkungan, seperti:
- Efisiensi Energi: UNAIR telah berupaya mengurangi konsumsi energi dengan menerapkan teknologi hemat energi, seperti lampu LED. Selain itu, UNAIR juga memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan, seperti Charging Station yang beroperasi menggunakan panel surya
- Transportasi Ramah Lingkungan: Untuk mengurangi polusi udara, UNAIR membatasi penggunaan transportasi pribadi bagi mahasiswanya. Hal ini ternyata sudah diberlakukan di kampus B sejak dua tahun yang lalu. Hal ini akan diuji coba di Kampus C pada Rabu (21/8/2024). Sebagai solusi dari kebijakan pembatasan penggunaan transportasi pribadi, Â UNAIR menyediakan fasilitas buggy car atau mobil listrik yang rutin berkeliling di lingkungan kampus. Selain itu, civitas akademika juga dapat memanfaatkan bus flash untuk mobilisasi antar cabang kampus UNAIR di Surabaya. Bukan hanya itu, UNAIR juga menyediakan transportasi berbayar, yaitu Unair Bike. Dengan tarif yang terjangkau, sebesar 5 ribu per 15 menit. Namun kebijakan ini masih menuai Pro dan Kontra.
Sebagian besar mahasiswa dan dosen mendukung program ini sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif bagi civitas akademika. Namun, terdapat beberapa kontra mengenai kebijakan green campus UNAIR. Seperti kesulitan akses bagi mahasiswa dan dampak pada mobilitas di kampus:
- Aksesibilitas: Banyak mahasiswa mengeluhkan bahwa kebijakan ini membuat akses ke beberapa area kampus menjadi lebih sulit, terutama bagi mereka yang bergantung pada kendaraan pribadi.
- Mobilitas: Meskipun saat ini tersedia Bus Flash, namun bus tersebut tidak selalu tersedia setiap waktu, sehingga beberapa mahasiswa UNAIR terkadang harus menunggu sejenak untuk dapat menaikinya. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam kegiatan akademik, terutama mahasiswa yang hanya memiliki waktu 15 menit untuk mobilisasi pindah kampus.
- Keterlibatan Mahasiswa: Beberapa pihak merasa bahwa mahasiswa tidak dilibatkan secara cukup dalam proses perencanaan dan implementasi kebijakan ini, sehingga suara mereka tidak terdengar.
- Dampak Ekonomi: Ada kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat berdampak negatif pada bisnis lokal yang bergantung pada lalu lintas kendaraan di sekitar kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!