Saya langsung menyuruh abang menghampiri adik, memeluk adik, dan meminta maaf. Tentu saja, respon abang masih sama, masih terus berkata malu dan menolak. Setelah beberapa kali diberikan pengertian, abang mau meminta maaf sambil memeluk adiknya. Ya, walaupun ada sedikit drama tangisan antara abang dan adik saat berpelukan.
Malam ramadan itu, menjadi pelajaran berharga untuk abang. Abang belajar memberanikan diri untuk meminta maaf.
Pendapat Psikolog Mengenai Tiga Kata Ajaib
Dalam berita laman resmi rri.co.id (12/01/2024), seorang psikolog bernama Dr. Fitri Sukmawati., M.Psi saat dihubungi melalui telepon oleh penyiar Wiwin Indriani dalam salah satu program siaran radio pada 11 Januari 2024 menjelaskan bahwa saat seseorang mengatakan kalimat magic atau kata-kata ajaib kepada orang lain ketika melakukan sebuah interaksi, maka dapat memberikan kenyamanan dalam berinteraksi sosial, khususnya kepada orang yang sedang berinteraksi dengannya.
Lebih lanjut, Dr. Fitri mengatakan bahwa ucapan terima kasih, maaf, dan tolong merupakan beberapa kata dasar yang mampu membentuk karakter seseorang agar memiliki kualitas diri yang baik bagi diri sendiri, dan bagi orang lain. Menurutnya, kata-kata ajaib ini perlu diajarkan sejak dini kepada anak.
Pada penjelasan Dr. Fitri sebelum mengakhiri telepon dengan Kak Wiwin, kata-kata yang dianggap sepele ini, justru dapat membuat banyak orang merasa lebih dihargai, bahagia, senang, dan dapat mencegah depresi terjadi pada seseorang.
Nah, sekarang apakah kamu sudah percaya, seajaib itu tiga kata dasar (tolong, maaf, dan terima kasih) dampaknya bagi kehidupan? Tidak hanya bagi orang dewasa, bahkan anak balita pun harus sudah diajarkan sejak dini mengenai penggunaan tiga kata ajaib tersebut.
Perlu dipahami, sebelum meminta anak untuk mengatakan maaf, terima kasih, atau tolong, kita harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Jangan sampai sedikit-sedikit anak meminta maaf kepada orang lain, padahal anak tidak melakukan kesalahan.
Ajarkan anak mengatakan “maaf” apabila memang anak membuat kesalahan, baik itu kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Ketika anak mendapatkan sesuatu, baik berupa bantuan atau pemberian dalam bentuk barang dari orang lain, maka ajarkan untuk mengucapkan “terima kasih” setelah anak menerimanya. Dan saat anak membutuhkan bantuan, maka ajarkan untuk berkata “tolong” sebelum meminta pertolongan kepada orang lain.
Saya sendiri selalu mengingatkan anak untuk mengatakan “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” pada waktu yang tepat. Terlebih lagi, pada bulan ramadan anak lebih sering berinteraksi dengan orang lain karena rumah sering ramai dengan tamu.
Setiap ramadan, rumah lebih ramai dari biasanya karena sering dijadikan tempat mengobrol keluarga dan tetangga saat malam. Terkadang, rumah kami juga digunakan sebagai tempat acara berbuka puasa bersama keluarga besar. Sehingga, pendidikan karakter pada anak selama ramadan harus dilakukan lebih intens.