Memberikan kata maaf memang sangat mudah. Cuma dengan kata "ya, aku maafkan." Orang yang membuat kesalahan sedikit merasa lega, tetapi apakah perkataan itu tulus?
Mungkin benar, kita sudah diberikan maaf. Namun, apakah dengan kata maaf segala kesalahan yang kita lakukan bisa dilupakan begitu saja? Bagaimana cara memaafkan, lalu melupakan? Simak yuk!
Kisah memaafkan
Tidak ada orang yang tidak pernah merasa tersakiti, setiap orang pasti punya lukanya sendiri. Saya pun pernah mengalaminya, bukan cuma sekali atau dua kali, tetapi berkali-kali.
Mungkin karena saya terlalu mudah memaafkan. Saya juga pernah membuat kesalahan yang mengharuskan meminta maaf.
Tidak mudah memberi maaf, meminta maaf pun hal yang sulit bagi sebagian orang. Istilah 'forgive but not forget', juga sangat umum kita kenal. Banyak dari kita yang bisa memberikan maaf, tetapi tidak untuk melupakan. Memaafkan lalu melupakan memang sulit, tetapi bukan tidak bisa.
Saya pernah dibohongi, pernah diabaikan, diancam, dan mendapatkan teror. Semua peristiwa itu, menjadi pengalaman terpahit yang pernah saya alami. Sakit hati, pastinya. Siapa yang tidak marah setelah tahu dibohongi?
Mereka telah meminta maaf, saya sudah memberikan maaf dan mengikhlaskan. Sayangnya, untuk berkomunikasi kembali, tidak bisa. Mereka bagian dari masa lalu yang kini sudah memiliki kehidupannya masing-masing.
Saya bukan orang yang banyak bicara, tetapi saya pernah berbuat kesalahan. Saya tidak pernah tenang, ketika mereka belum memaafkan. Meminta maaf, langkah wajib yang harus dilakukan.
Beberapa tahun lalu, seseorang menyewa tempat untuk dijadikan laundry. Tahun pertama pembayaran lancar, tahun kedua agak mengalami kendala. Ia mengaku sedang dalam duka, berjanji melunasi tunggakan pembayaran nanti. Setelah dinanti, tak kunjung dilunasi. Saya bukan orang yang sering menagih.