Seolah mimpi kini aku menjadi ibu
Mengolah rasa kasih untuk sulung dan bungsu
Mendekap erat tubuh mereka dengan bahagia
Mendidik menjadi anak sederhana penuh cinta
Saat menoleh ke belakang,
Aku melihat sosok ibu yang berbeda
Ibu yang semakin menua,
Namun tak pernah mengeluh lelah
Air mengalir deras dari mata,
Membasahi pipi seperti hujan
Walau ku usap berkali-kali,
Air mata terus membasahi wajah
Bukan sedih karena duka,
Tetapi haru atas perjuangan ibunda
Bukan marah karena jarang bertemu,
Tetapi menyesal telah membuat luka
Aku bukan ibu yang sempurna
Hanya belajar menjadi ibu biasa
Tak pernah bisa menggantikan ibunda
Luka, lelah, risau, sedih, marah bersembunyi dalam senyumnya
Walau tak pernah berkata rindu,
Ingin kupeluk bunda dalam dekapan
Aku menyadari hal yang lama terlupakan,
Mengucapkan kata terima kasih dan sayang
Semakin tua aku sadar,
Betapa besar cintamu untuk kami berempat,
Sekarang ingin ku balas kasih sayangmu,
Dengan bahagiamu bersama cucu tercinta
Teruntuk ibunda,
Kami tak pintar menyusun kata,
Kami tak pandai mengekspresikan rasa,
Kami hanya sangat menyayangimu bunda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H