Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jejak Digital Media Sosial, Pertimbangan Kelulusan Rekrutmen Kerja

13 September 2023   11:08 Diperbarui: 13 September 2023   11:16 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi background check medsos I sumber: pexels.com/cottonbro studio

Belum lama ini, pembahasan mengenai background check medsos ramai diperbincangkan. Netizen heboh setelah mengetahui perusahaan banyak yang melakukan pelacakan jejak digital media sosial pelamar kerja saat rekrutmen kerja.

Media sosial dianggap sebagai kepemilikan pribadi seseorang, sehingga perusahaan dianggap tidak pantas menyentuh ranah pribadi orang. Saya yang mendengar hal itu agak sedikit kurang setuju. Bukannya memang background check medsos selalu dilakukan perusahaan pada saat rekrutmen kerja?

Mungkin sebagian orang tidak sadar, bahwa saat melamar pekerjaan kamu akan selalu ditanya mengenai media sosial yang dimiliki. Untuk apalagi hal itu kalau bukan background checking media sosial?

Nah, sebenarnya apa sih yang menjadi alasan perusahaan melakukan pelacakan jejak digital seorang pelamar kerja? Apakah di dalam media sosial bisa menunjukkan kepribadian asli seseorang?

Alasan melakukan background check medsos

Perusahaan melakukan background check medsos tentu bukan tanpa alasan. Ada beberapa hal yang membuat background checking media sosial menjadi salah satu tahapan penting, dan digunakan sebagai bahan pertimbangan kelulusan rekrutmen kerja seseorang.

Pada parapuan.co (26/06/2023), diketahui bahwa HRD memiliki alasan kuat untuk melakukan social media checking atau background checking social media pada calon karyawannya.

Pertama, HRD akan melihat profil asli pelamar kerja melalui Facebook, Instagram, atau LinkedIn untuk mengecek kebenaran data riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan pelamar kerja tersebut. Kedua, perekrut kerja akan melihat aktivitas dan unggahan di media sosial untuk mengetahui apakah isi media sosialmu sudah sesuai dengan nilai dan budaya perusahaan.

Ketiga, para HRD ingin mengetahui bagaimana cara kamu berkomunikasi di media sosial. Keempat, mereka ingin melihat keaktifanmu di komunitas pada bidang yang kamu lamar. Kelima, perekrut kerja ingin memastikan kamu tak memiliki jejak digital yang buruk.

Menurut saya, alasan-alasan tersebut cukup kuat untuk perusahaan melakukan background check medsos pada pelamar kerja. Seorang HRD harus memastikan orang yang akan bekerja di perusahaannya memiliki attitude yang baik, dan jujur dalam bekerja. Tidak ada perusahaan yang ingin berurusan dengan orang yang memiliki masalah hukum atau masalah keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun