Tahun ajaran baru sudah dimulai. Sekolah yang tadinya tampak sepi, sekarang sudah mulai ramai dengan anak-anak berseragam. Kegiatan selalu dimulai dengan daftar ulang siswa baru.Â
Kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) juga tidak pernah luput dilakukan. Dulu kita mengenalnya dengan MOS (Masa Orientasi Sekolah).
Tentu, kalau ramai siswa baru di SD, pasti juga ada ibu yang mendampingi. Ada cerita unik yang saya dengar dari seorang Kompasianer, saat sedang menemani anak masuk sekolah di tahun ajaran baru.
Pada awalnya, ibu-ibu yang menunggu anaknya di sekolah, hanya mengobrol biasa saja. Bercerita ringan tentang bekal anak, tahu bacem, sampai makanan favorit suami.Â
Lalu, mulai membicarakan suami yang jarang membantu istri di rumah, sifat suami yang tidak disukai. Akhirnya, membahas masalah perceraian, masalah keluarga, dan sebagainya.
Lho, kok secara tidak sadar bahasan jadi semakin melebar? Yang tadinya semangat mengobrol dengan ibu lain, jadi tidak enak hati karena mulai membahas hal yang sensitif. Padahal, baru saja ibu-ibu itu saling mengenal. Ya, jadilah gosip ibu rumah tangga.
Bergosip memang sangat menyenangkan, mengobrol sembari bercerita dengan sesama ibu saat MPLS. Pada tulisan mediaindonesia.com (4/3/2023), dilansir dari Psychology Today. Dijelaskan tentang hasil penelitian Natascia Brondino dan rekan-rekannya di University of Pavia, Italia. Hasilnya menyatakan bahwa gosip ternyata menyebabkan peningkatan drastis hormon oksitosin yang berkaitan dengan perasaan bahagia.
Wah, pantas saja bergosip selalu terasa menyenangkan. Namun, apakah kamu mengetahui? Bergosip lebih banyak dampak negatifnya. Apa saja dampak negatif bergosip?
Menyakiti hati orang yang digosipkan