Kembali terjadi lagi, saya membaca sebuah berita dari kompas.com yang tayang pada 2 Juni 2023 mengenai peristiwa tidak enak yang terjadi pada anak. Kali ini, agak sedikit berbeda, anak bukan menjadi korban. Namun, anak menjadi pelaku kejahatan.
Lho, kok bisa? Bagaimana ceritanya?
Berdasarkan berita yang tayang dalam kompas.com, disebutkan bahwa seorang siswi telah membakar asrama di tempatnya bersekolah karena emosi hp miliknya disita oleh ibu asrama dan seorang guru.
Mengenaskannya, peristiwa itu menyebabkan 19 orang penghuni asrama tewas. Peristiwa itu terjadi pada salah satu asrama sekolah di kota Mahdia, Guyana, Amerika Selatan.
Kejadian yang menewaskan 18 siswi asrama dan seorang anak laki-laki berusia lima tahun dari administrator asrama tersebut, terjadi pada malam hari ketika asrama sudah dikunci oleh administrator.
Penguncian itu merupakan kebiasaan malam untuk menghindari siswi menyelinap keluar atau masuk ke asrama tanpa izin pada jam malam. Sehingga, banyak siswi yang terperangkap di dalam asrama.
Dari berita tersebut, tak hanya 19 orang meninggal, ada 25 siswi yang mengalami luka parah dan luka ringan. Yang paling tidak disangka, pelaku merupakan anak perempuan berusia 15 tahun.
Kini anak perempuan tersebut, sedang dalam masa tahanan, menunggu jadwal persidangan hukuman. Sejak berita itu terbit, banyak komentar dari warganet.
Ada yang menyalahkan guru, ada pula yang menyalahkan administrator. Nah, sebaiknya kita menelaah dahulu peristiwa tersebut tanpa menyalahkan satu pihak.
Pembatasan penggunaan hp di sekolah