Mohon tunggu...
Ai Puspasari
Ai Puspasari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa/Penulis/Contet writter/Blogger

Mahasiswa S1 Akuntansi yang memiliki skill di bidang kepenulisan. Aktif sebagai penulis fiksi dan non-fiksi. Berpengalaman sebagai content Writter dan Script Writter. Memiliki basic di ekonomi terutama akuntansi dan pajak. Saat ini tengah sibuk menjadi tutor Luar Kampus, Bekerja di Interveeku dan terdaftar sebagai Relawan Pajak 2025.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Self Awareness untuk Meningkatkan Mutu Perguruan Tinggi

5 Januari 2025   01:45 Diperbarui: 5 Januari 2025   01:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self-awareness tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa secara individu, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada mutu perguruan tinggi. Hulukati dan Djibran (2018) menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki self-awareness tinggi lebih mampu berkontribusi pada pencapaian target institusi, termasuk dalam hal akreditasi. Mahasiswa yang mampu mengelola diri dengan baik cenderung lebih aktif berkontribusi dalam kegiatan kampus, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Keaktifan ini menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian akreditasi perguruan tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Di Telkom University, misalnya, mahasiswa dengan tingkat self-awareness yang tinggi mampu menjadi teladan dalam organisasi kampus, menciptakan inovasi, dan bahkan meraih penghargaan di berbagai kompetisi. Kontribusi ini tidak hanya mengharumkan nama kampus tetapi juga meningkatkan kualitas lulusan secara keseluruhan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Self-awareness adalah elemen krusial yang perlu terus dikembangkan di kalangan mahasiswa. Dengan meningkatkan self-awareness, mahasiswa dapat lebih bijak dalam mengelola tekanan dan mencapai potensi penuh mereka. Langkah-langkah spesifik yang dapat dilakukan meliputi: (1) refleksi diri secara rutin, seperti mencatat emosi dan pengalaman harian; (2) mengikuti pelatihan atau workshop yang berfokus pada pengembangan diri; dan (3) memanfaatkan layanan konseling kampus untuk mendiskusikan tantangan dan solusi yang dihadapi. Menurut Goleman (1996), kebiasaan ini dapat membantu individu lebih memahami diri dan mengelola reaksi emosional mereka dengan lebih efektif.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya tumbuh sebagai individu yang berkualitas, tetapi juga mampu membawa perguruan tinggi ke arah yang lebih baik, sesuai dengan target akreditasi yang diinginkan.

 

Artikel ini merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim kami di Telkom University. Semoga informasi ini dapat menjadi inspirasi bagi kampus lain untuk lebih memperhatikan self-awareness dan kesehatan mental mahasiswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.

Foto anggota kelompok
Foto anggota kelompok

Dosen Pengampu: Bapak Riyanto Adji, ST., M.Sc.

Oleh: Ai Puspasari, Annisa Azhara Ramdan, Aiman Nabiel Kusumah, Muhammad Muhsin Al-Fayyadh, Hadi Hidayat Hamdi

#Literasimanusia #TelkomUniersity #FakultasEkonomidanBisnis #AkuntansiTelkomUniversity #Artikel #Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun