Mohon tunggu...
Aiuningtyas Yuni Oetari
Aiuningtyas Yuni Oetari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Lagi belajar mengubah rasa jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Kurikulum Merdeka di Tengah SDM yang Tetap Sama

15 Desember 2023   22:31 Diperbarui: 15 Desember 2023   22:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan kurikulum di Indonesia sudah terjadi sebanyak sebelas kali dari yang awalnya ‘Renjtana Pelajaran 1947’ hingga kini menjadi Kurikulum Merdeka. Sifatnya yang fleksibel membuat kurikulum dibentuk untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan IPTEK.  Kurikulum Merdeka dibentuk untuk menghadapi perkembangan zaman, juga IPTEK yang dialami di Indonesia saat ini. Bisa dibilang kurikulum ini dibentuk juga untuk mengahadapi revolusi industri 4.0, dimana transformasi digital yang kini mengubah tatanan hidup manusia menjadi serba digital. Perkembangan memang akan selalu ada, tapi fakta dilapangan sulit untuk diubah. 

Dikutip dari edukasi.sidonews.com Berdasarkan hasil penelitian pendidikan regular Lemhanas angktan LIX, diketahui peningkatan modal manusia nasional belum menunjukkan penguatan yang optimal, padahal SDM Indonesia punya potensi besar. “Jika kemajuan teknologi tidak diimbangi dengan penguatan kapasitas modal sumber daya manusia, kemajuan teknologi akan mengganggu, bahkan mengancam keberadaan manusia selaku modal manusia di dunia usaha” [Gubernur Lemhanas RI Agus Widjojo]. Dari pernyataan diatas, maka kita perlu sadari bahwa tuntutan paling utama adalah Pendidikan, dimana kualitas masyarakat Indonesia bisa berkembang.

Pendidikan sebagai faktor utama pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, karena hal itu kualitas pendidikan terus menerus diperbarui dan dengan kurikulum yang terus dikembangkan hingga saat ini. “Kurikulum Merdeka dibentuk dan dipercaya mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia di masa depan”, ujar PLT Kepala Pusat Kemendikbud Ristek, Zulfikri Anas.

Kurikulum Merdeka bertujuan mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Banyak sekali program dan gagasan yang ditawarkan dalam kurikulum merdeka tesebut, tetapi apakah penerapannya sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai? Seperti yang kita bahas di awal, pendidikan sebagai tuntutan paling utama untuk menghadapi era digitalisai dan Kurikulum Merdeka sebagai penunjang pendidikan yang dipercaya mampu menjawab kebutuhan SDM di masa depan. 

Dengan hal itu, perlu kita sadari bahwa Kurikulum Merdeka memang baik dan layak untuk dilaksanakan, tapi apakah semua pendidik dan anak didik bisa mengimplementasikan dengan baik? Banyak masyarakat yang belum terbuka dengan teknologi dan belum mampu beradaptasi dengan perkembangan saat ini, itu menjadi tantangan utama bagi para pendidik untuk menyukseskan adanya Kurikulum Merdeka.

Konsep ‘lahir dan langsung turun ke lautan’ ini memang sulit untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia terutama pada wilayah yang memang terbatas teknologi dan pendidikan, kita yang awalnya dengan konsep ‘lahir dan berenang dikolam, baru turun ke lautan’ memang agak susah untuk menerima perkembangan yang sedemikian rupa besarnya, agak susah bukan berarti tidak bisa. Maka dari itu perlu usaha yang ekstra untuk terus menyukseskan pendidikan yang ada di Indonesia, dengan teknologi juga pendidikan yang terus berkembang, perlu kita sadari bahwa yang pertama dibenahi adalah Sumber Daya Manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun