a.Karakteristik responden
Pada jurnal penelitian ini jenis pekerjaan merupakan factor langsung terhadap kasus diabetic, namun secara epidemologi menjadi factor resiko terjadinya proses luka, dari hasil penelitian terlihat dari 20 responden jenis pekerjaannya 55 % pekerjaannya petani dan 40%. Secara teoritis timbulnya luka pada kaki disebabkan karena sensitifitas syaraf perifer yang berkurang, munculnya fisula atau pembentukan kalus (Tamara 1995) hal ini diperparah jika penderitajarang memeriksa kebersihan kaki, hasil penelitian menunjukkan 90 % penderita luka ada paa tungkai bawah, hal ini sangat jelasjika ada kaitannya dengan jenis pekerjaandimana sebanyak 90% buruh tani yang memberikan resiko kurang terawatnya tungkai bawah. Lokasi lesi responden terbanyak pada daerah tungkai bawah sebanyak 90 % dari 20 responden. Berdasarkan usia rata-rata berusia 54,9 tahun sudah termasuk usia degenerative, sehingga akan memicu potensi diabetic pada yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena kelenturan jaringan dan kepekaan syaraf perifer semakin berkurang, sehingga kondisi ini akan memudahkan luka diabetic (Suzanne, 2002; De jong, 2001). Responden dengan gula darah tinggi akan memperbesar resiko terjadinya infeksi pada kaki, hal ini disebabkan karena neuropati, penyakit vaskuler perifer, dan penurunan daya imunitas ini akan mengganggu kemampuan leukosit untuk menghancurkan bakteri, sehingga luka yang timbul pada penderita diabetic cenderung mengalami prognosis yang jelek bila ditangani dengan baik (Stuart, 2004).
Pada penelitian ini 5 orang dirawat dengan NaCl 0,9 % dan tujuh orang responden dirawat dengan Metronidazol, sedangkan untuk yang mempunyai luas luka paling kecil yaitu antara 10 - <50 mm
sebanyak 6 orang, sebesar 66,7% atau empat orang dirawat dengan NaCl 0,9% sedangkan 2 orang dirawat dengan Metronidazol. Pada gambaran sekresi terlihat yang masih banyak yaitu empat orang dirawat dengan dengan NaCl 0.9% sedangkan yang sekresinya agak banyak sejumlah 16 responden terdiri atas 10 orang (62.5%)dirawat dengan Metronidazol dan 6 orang (37.5% dirawat dengan NaCl 0.9%.
a.Efektifitas Tindakan Perawatan Luka
·Perawatan dengan Nacl 0,9 %
Pada sekresi terdapat perubahan kategori, dimana sebelum perawatan terdapat tiga responden dengan sekresi sangat banyakmenjadi dua responden dengan sekresi banyak dan satu responden agak banyak, sedangkan pada sekresi kategori banyak tidak ada perubahan. Pada granulasi, awalnya tidak ada granulasi luka setelah perawatan tujuh hari terdapat 2 responden (20%) menjadi sedikit granulasi. Pada bau, sebelum perawatan terdapat dua responden berbau sangat busuk menjadi satu responden menjadi busuk dan satu responden agak busuk. Bau agak busuk menjadi enam orang responden terjadi perubahan kategori dua orang (33.3%) menjadi tidak berbau dan empat responden (66.7%) bau tidak berubah.
·Perawatan dengan metronidazole
Melalui hasil uji statistik dengan t-test independen antara NaCl 0.9% dengan Metronidazol pada perawatan luka diabetic selama satu minggu akan menghasilkan efek yang sama. Hasil analisis dengan metode ini tidak memenuhi syarat karena nilai expectacynya melebihi 20 %, sehingga kemudian selnya di gabung. Setelah digabung pun ternyata masih belum memenuhi syarat maka dilakukan uji exact fisher, dan didapatkan hasil perawatan luka Diabetik dengan NaCl 0.9% pada kategori sekresi memberikan hasil yang signifikan (P=0.011) demikian juga pada perawatan luka diabetic dengan metronidazol pada kategori Bau (P =0.003) dan pada kategori sekresi (P = 0.000). jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Padapenelitian ini ada perbedaan 16,6 % masih lebih baik metronidazol terkait dengan luas luka disebabkan karena pengaruh anti bakteri dari metronidazole yang akan mengurangi populasi bakteri pangganggu proses penyembuhan pada luka.
sumber : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10506&val=715
by : Supriyatin , Saryono , Lutfatul Latifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H