Mohon tunggu...
Ainur Rofiq
Ainur Rofiq Mohon Tunggu... -

new born writer, still got a lot to learn

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sebuah Mimpi Bekerja untuk Keabadian

24 September 2013   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah,menulis adalah bekerja untuk keabadian, begitulah kata-kata penulis favoritku Pramudya Ananta toer, menulis telah menjadi hasrat terpendam yang cukup lama, sebenarnya aku sangat hobi membaca, buku-buku fiksi adalah kesukaanku, mulai dari komik, cerpen, Novel, roman sejarah, buku baru, buku lama, semua type buku fiksi pernah aku baca, begitu juga denagn bacaan non fiksi, suka sekali aku membaca.

Kekaguman terhadap para penulisnya, betapa beberapa ide sederhana dari peristiwa yang biasa bisa menjadi satu cerita yang begitu menarik, luar biasa inspiratif dan benar-benar membekas dalam hatiku, sebut saja buku favoritku, paulo coelho dengan alcemistnya,tetralogi laskar pelangi dari andrea hirata, Who move My Cheese menjadi salah satu buku favorite non fiksi buatku. Buku favorit pertamaku lima sekawan, semua berawal dari beberapa ide sederhana yang diramu menjadi sedemikian rupa sehingga begitu berima, berisi, menyentuh dan benar-benar menggerakkan Jiwa.

Dalam banyak hal, hidupku biasa-biasa saja, beberapa kejadian luar biasa menurut ukuranku tentunya, paling-paling aku tuliskan dalam buku diary, sempat terfikir misalnya saja kisah cinta pertamaku yang agak tidak biasa sewaktu masa SMA, bagaimana aku mendapatkan Pacar pertamaku melalui sebuah persaingan yang aneh, bagaimana hubungan ku dengan sahabat-sahabatku naik dan turun pernah hancur berantakan kemudian terikat kembali dan menjadi semakin erat dengan kejadian-kejadian.

Sebuah kejadian luar biasa dengan beberapa sahabatku pada beberapa tahun yang lalu sempat menjadi berita nasional, betapa kami harus membuat Tanjung Priok sebagai gerbang ekonomi utama Indonesia Raya menjadi kocar-kacir karena kami menuntut perbaikan infrastruktur terminal peti kemas. Kejadian itu berdampak sangat besar bagi kami sebagai personal, membentuk kembali persahabatan dan bagaimana nilai-nilai baru buat kami ditemukan, Kami berjanji satu buku tentang hal tersebut harus terbit untuk mengenang betapa karena persahabatan kami bisa bertahan dan membuat perubahan.

Aku ingin berbagi pengalaman, nilai hidup, kenyataan-kenyataan pahit dan manis sepanjang jalan hidup yang belum tentu semua orang mengalaminya, bisa jadi itu menjadi pelajaran yang berharga buat mereka.

Berbagi dan memberikan sesuatu kepada peradaban dunia ini sebelum aku mati, meniggalkan jejak rekam sejarah yang baik jika mungkin berguna buat anak cucuku nanti, buat orang-orang yang mengenalku dan teruntuk bangsa dan negaraku menjadi motivasi terkuat mengapa aku ingin sekali menulis, Fiksi ataupun non fiksi, apapun aku ingin menulisnya berharap akan ada yang mengambil sejumput manfaat, setitik ide dalam hidup bagi siapapun yang membacanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun