Pagi yang indah kota bandung, belum begitu banyak kendaraan yang berlalu lalang, sebuah tulisan harus sudah diterbitkan hari ini, sebuah tema sudah tergambar dihati, tinggal menuangkan saja dalam laptop tercinta yang selalu menemani kemanapun daku pergi.
Cinta satu malam di jalan braga, sebuah ide muncul begitu saja, karena perjalanan semalam suntuk mengelilingi kota bandung berakhir di jalan braga, jatuh cinta rasanya pada kota ini, braga mengingatkan ku pada legian di bali, jalannya yang menggunakan batu pecah bentuk persegi terasa hangat dan romantis dengan lampu jalan yang agak temaram, bangunan dengan arsitektur serta deretan toko yang masih mempertahankan bentuk aslinya seperti melemparkan aku ke masa tempo dulu, begitu otentik.
Braga dulu hanyalah sebuah jalan kecil yang berada di depan pemukiman yang cukup sepi sehingga disebut Jalan Culik sangat rawan, dan juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada tahun 1900-an mungkin karena dulu banyak sekali pedati yang berlalu lalang di jalan ini. Kemudian Jalan Braga menjadi ramai karena banyak  pengusaha berkebangsaan Belanda yang mendirikan toko-toko, bar serta tempat hiburan di kawasan itu menjadikan braga tidak lagi begitu rawan.
sekitar 1920-1930-an bermunculan toko-toko dan butik pakaian yang menggunakan model di kota Paris, Perancis yang waktu itu merupakan pusat model pakaian dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan sebagai tempat pertemuan dari para warga Bandung khususnya untuk kalangan borjuis dan hartawan lokal maupun berkebangsaan belanda , Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemasyhuran braga .
Suasananya mungkin tidak jauh berbeda dari masa itu, deretan pub, bar dan resto sebelah kiri dan kanan dengan banyak sekali ekspatriat lalu lalang jalan diselingi beberapa hotel berbintang menguatkan kesan bahwa jalan ini memiliki keterikatan sejarah dan keunikan tersendiri yang begitu berbeda dari tempat-tempat lain kota bandung.
Malam berakhir dengan sepiring batagor yang otentik bandung dan teh panas dari kaki lima, mengakhiri semalam suntuk keliling kota bandung, dan jalan braga meninggalkan kesan yang tak akan terlupakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI