Mohon tunggu...
Ainurrasid
Ainurrasid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

no bio yet

Selanjutnya

Tutup

Music

Fenomena Skena dan Polisi Skena di Tengah Kawula Muda

21 Oktober 2024   16:40 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pribadi

Istilah skena saat ini tengah marak di media sosial seperti TikTok, Twitter, dan Instagram. Bahkan tak sedikit pula content creator yang membuat konten tentang skena. Lalu apa sebenarnya arti skena yang kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial?

Skena dalam bahasa Inggris berarti scene yang ditujukan kepada sebuah komunitas, namun dalam bahasa gaul skena adalah singkatan dari tiga kata yaitu Sua, cengKEra-ma, kelaNA. Bisa diartikan, istilah skena dapat dipahami sebagai perkumpulan yang bisa menciptakan suasana untuk bercengkerama sampai berkelana bersama saat berkumpul. Misalnya ketika perkumpulan tersebut merupakan penggemar musik punk, maka mereka dapat disebut dengan "Skena Punk", begitupun misalnya ketika perkumpulan tersebut merupakan penggemar musik indie, maka mereka dapat disebut dengan "Skena Indie". Namun ada yang menganggap juga istilah skena merujuk pada cara
berpenampilan orang-orang yang memakai kaos polos oversize, duduk seperti Vincent Rompies, dan memakai sepatu docmart.

sumber gambar: Pribadi
sumber gambar: Pribadi

Tetapi, menurut Muhammad Saddam Adi Kelana atau yang kerap disapa Obet skena itu adalah "Ya
skena kumpulan anak-anak gaul zaman sekarang kali ya yang ikut-ikut acara band mungkin" ujar
Obet. Senin, (23/09/24). Sementara itu, menurut pandangan Obet terhadap skena itu sendiri "Baik dan buruk sih hahaha, baiknya mereka memakai merch ori dari official bandnya dan buruknya ya kaya tadi yang ditanya tanya itu perihal musik dan lain-lain" tambahnya. Senin, (23/09/24).

Tentunya, fenomena skena ini bukanlah hal yang negatif. Malah sebaliknya, skena ini merupakan
perkumpulan yang tentunya dapat meningkatkan pengetahuan, bertukar pikiran menambah
pemahaman akan dunia musik dan menciptakan ruang bagi orang-orang dengan minat musik yang sama untuk saling berbagi dan tumbuh bersama lewat musik.

Meski begitu, arti "Skena" kini seringkali mendapatkan pandangan negatif di media sosial. Skena seringkali dianggap sebagai komunitas yang cenderung kritis dan mengkritik penikmat musik lainnya. 

Di sisi lain, mereka yang paling mengerti tentang musik pun disebut dengan istilah "Polis Skena". Dinamakan polisi karena mereka seolah kerap mengawasi pembicaraan, mengkritik selera, cara
menikmati, hingga pengetahuan seseorang tentang musik di media sosial dan seolah memberi teguran terutama ketika musik yang dibicarakan tidak sesuai dengan definisi "musik keren"menurut mereka. Banyak yang seolah mempraktikkan menjadi anak skena, Sementara menurut Obet sendiri "Polisi Skena itu Gak jelas sih sebenernya, semisalkan orang pake kaos band ditanya tanya tentang musiknya, liriknya lah maksud gua ya yaudah orang pake kaos band mungkin suka dari artworknya atau memang dia mau tampil keren aja asal kaosnya ori aja sih hahaha" ujar Obet. Senin, (23/09/24). "Gak baik. Harus dilangin tuh polisi-polisi skena gak jelas yang jelas itu udah polisi Indonesia hahahha tapi boong" tambah Obet. Senin, (23/09/24).

"Komunis bukan, diktator bukan, ketua yayasan bukan pemegang saham jelas juga bukan lalu kenapa mesti banyak peraturan? Apakah kamu sedang mencoba bermain Tuhan? Polisi skena ada di mana- mana. Bisa jadi siapa saja aku, kamu, dan mereka" itulah kutipan lirik lagu dari Sir Dandy yang berjudul Polisi Skena, lagu ini mempunyai makna menyindir para polisi skena. Dalam lirik tersebut, Sir Dandy menyatakan bahwa seharusnya tidak ada aturan ataupun pihak yang berwenang menghakimi selera, pendapat, hingga kebiasaan seseorang dalam menikmati musik.

Hal ini jelas menjadi masalah karena setiap individu memiliki hak untuk menikmati musik sesuai dengan selera mereka tanpa perlu merasa dibatasi atau dihakimi. Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk menghargai selera dan pilihan musik orang lain dan tidak mencoba memaksakan standar atau penilaian kita terhadap orang lain. Kita harus mengingat bahwa musik adalah seni dan seperti seni lainnya, ia bersifat subjektif dan dapat ditafsirkan dan dinikmati secara berbeda oleh setiap individu. Jadi, mari kita nikmati musik dengan cara kita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun