Rembulan, cahaya pesonamu begitu indah
Menemani dan menjamu setiap manusia di penghujung malamnya
Kini, sinarmu mulai meredup
Perlahan-lahan menghilang
di gerogoti awan hitam yang tak mengenal ampun
Hatiku malam ini, tak ubahnya sepertimu
Mulai kehilangan asa dan tujuan
Jiwa dan raga, menuntunku pada peradaban sunyi menikam kalbu
Aku tak ubahnya seperti raja
Terkenal kuat dan kejam kepada lawannya
Namun, tak berdaya di hadapan wanitanya
Aku tak bisa berbuat apa-apa
Hanya terpaku dan terdiam
Saat hatiku porak-poranda karenamu
Sosokmu begitu membekas dalam ingatan
Bahkan, hari-hari fikiranku mulai tersegel kenangan darimu
Membawaku pada sebuah nestapa
Hingga  jemariku, tak henti-henti di tuntunnya
Melahirkan aksara demi aksara tentang luka di hari persandinganmu dengannya
Tulungagung, 18 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H