Dilema masyarakat yosowilangun kidul di dalam masalah pengurusan jenazah adalah sangat terlalu bergantung terhadap tokoh masyarakatnya. Ketika tokoh masyarakat ada halangan/udzur maka masyarakat akan bingung didalam pengurusan jenazah. Maka kami mahasiswa UAS berinisiatif mengadakan suatu progam workshop pelatihan merawat jenazah. Kami berharap dengan pelatihan perawatan jenazah ini maka masyarakat bisa cepat tanggap di dalam urusan jenazah, tidak terlalu bergantung dengan tokoh masyarakatnya.Â
Animo masyarakat disini sangat luas, terutama ibu muslimat, terbukti di acara workshop pertama, yang diselenggarakan di masjid al islah rodlotul falah dihadiri sebanyak kurang lebih 100 jama'ah terdiri dari 3 jama'ah muslimat yang ikut andil dalam kegiatan tersebut dan alhamdulillah pada hari ini kamis tanggal 31 desember, ketepatan malam jum'at kami diminta untuk mengadakan workshop lagi tentang perawatan jenazah diacara rutinan ibu muslimat. Yang mana pada malam hari ini dihadiri 50 lebih jama'ah. Bahkan kemarin ada pengurus muslimat lain yang minta rutinannya di isi dengan pelatihan jenazah,yang mana ini mengindikasikan betapa pentingnya pelatihan perawatan jenazah di desa yosowilangun kidul ini.Â
Kegiatan ini murni memang dari mahasiswa baik narasumber maupun panitianya, akan tetapi kami juga dibantu oleh pemimpin jama'ah muslimat guna menggerakkan anggotanya. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Habib Abdullah dan Ahmad Zakaria mahasiswa UAS.Â
Pada sesi praktek, kami menunjuk dari para hadirin untuk mempraktekkan materi yang telah disampaikan supaya lebih mudah mencerna dan paham tentang pengurusan jenazah yang meliputi penanganan ketika sakaratul maut, penangan ketika setelah sakaratul maut, memandikan jenazah dan mengkafani jenazah. Mengapa kok kami memilih sampai praktek mengkafani? Karena bagian wanita tentang perawatan jenazah wanita adalah memandikan dan mengkubur. Sedangkan mensholati dan mengkuburkan jenazah adalah bagian dari laki-laki , baik itu jenazah laki-laki atau perempuan.
Kami mahasiswa berharap setelah pelatihan ini nantinya para peserta terutama masyarakat yang memang awam dalam ilmu merawat jenazah diharapkan juga dapat mengajarkan pada orang lain, sehingga muslimah yang memiliki pengetahuan pengurusan jenazah akan lebih banyak lagi. Ditambahkan, minimal pelatihan ini bisa dipraktikkan ketika ada kerabat terdekat meninggal dunia. Daripada menyerahkan pengurusan kepada orang lain, lebih utama saudara-saudara semahram yang melakukannya.
Tindakan tersebut adalah tanda bakti terakhir terhadap almarhumah tercinta. Jika diurus saudara sendiri dijamin ikhlas dan penuh kasih sayang. Layaknya orang hidup, jenazah juga memiliki rasa malu. Mereka yang meninggal pasti tidak mau terungkap aibnya akibat dimandikan oleh orang lain.Â
Apalagi, menjadi tontonan tetangga atau lingkungan, jelasnya. Inilah pentingnya jenazah diurus oleh kerabat yang memiliki mahram. Jenazah pria yang mengurus saudara-saudara yang pria. Sebaliknya, jika yang meninggal perempuan, ibu, anak-anak, atau saudara-saudara perempuan yang mengurusnya. Dari rangkaian pelatihan mengurus jenazah tersebut, banyak sekali manfaatnya. Minimal mengingatkan kita akan kematian yang pasti kita alami juga..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H