Mohon tunggu...
Ai Nurhasanah
Ai Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pengajar yang masih harus banyak belajar | Seorang penikmat drama korea yang setuju bahwa salah satu me time terbaik adalah menonton | Seorang penulis amatir yang gemar mencurahkan segala apa pun yang terjadi di dunia fana ini | Mari menjelajahi tulisan saya. Amboooi!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sudahkah Kamu Menulis Hari Ini?

11 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   10:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amboooi! Hai, teman-teman.

Di zaman sekarang, apakah masih ada yang menjadikan menulis sebagai hobi? Jawabannya adalah tentu saja masih, tapi tidak banyak. Mengapa demikian?

Yuk, kita jelajahi lebih jauh!

Menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena dengan menulis, kamu bisa menuangkan ide, pikiran, dan gagasan. Sejalan dengan KBBI, menulis itu melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Nah, jangan sampai ide, pikiran, dan gagasanmu hanya tersimpan dalam benak saja. Kamu bisa memulai dengan menuangkan kegiatan sehari-hari dalam bentuk tulisan, seperti daily activity, rutinitas harian yang selalu dilakukan, atau hanya menuangkan perasaan yang kamu alami di hari itu. Dulu, kegiatan menulis daily activity bisa dituangkan di buku diari. Zaman sekarang, biasanya kamu lebih memilih menuangkan daily activity-mu di sosial media. Sebetulnya kedua kegiatan tersebut sama saja, hanya medianya saja yang berbeda.

Apa yang menjadikan hal itu berbeda?

Media sosial menjadi media yang sangat digemari oleh semua kalangan, tua ataupun muda. Menuangkan tulisan atau cerita di media sosial terbatas oleh aturan yang dimiliki oleh berbagai media sosial tersebut, seperti jumlah tulisannya yang dibatasi, jenis tulisan yang kurang bervariatif, atau responden yang ada di media sosialmu hanya sebatas teman-teman dekat saja. Namun, hal itu tidak perlu dijadikan hambatan karena kamu bisa memulai menulis sesuatu yang jumlahnya sedikit, simpel, dan tidak memerlukan banyak ruang.

Menulis itu memang suatu kegiatan yang 'gampang-gampang-susah'. Namun, jika kamu sudah mulai menulis, percaya atau tidak dari hari ke hari kegiatan tersebut akan menjadi suatu hal yang menyenangkan. Lalu, apa sih yang harus mulai kamu tulis? Mulailah dengan menulis curahan hati yang biasanya kamu pendam begitu saja atau yang hanya kamu bagikan kepada teman dekat. Jika kamu takut bahasa yang tertuang adalah bahasa tidak baku, slang, atau yang biasa disebut oleh remaja-remaja zaman sekarang itu bahasa 'alay', biarkan apa adanya. Lambat laun, kualitas tulisanmu akan semakin membaik jika terus melakukan aktivitas tersebut dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Pada acara Meet and Greet dan Roadshow Novel Matahari bersama Tere Liye tahun 2016, ada pesan yang sangat menggugah dari penulis hebat tersebut. Beliau mengatakan bahwa menulis itu harus dimulai dari tulisan yang kecil tapi bertenaga, pendek tapi bermanfaat. Hari ini kita menulis dua sampai tiga paragraf, besoknya menulis lagi dua sampai tiga paragraf, dan jangan berhenti sampai di situ. Jadikanlah hal itu sebagai rutinitas. Maka, satu bulan kemudian, siapa tahu ternyata kita bisa membuat sebuah cerita pendek. Cerita pendek tersebut bisa memuat daily activity yang setiap hari dilakukan.

Contoh daily activity di bawah ini mungkin bisa menjadi inspirasi untuk kamu:

Hari ini menjadi hari yang sangat Lelah bagiku. Tadi pagi, ibu membangunkanku pukul 05.00. Tapi ibu mengatakan bahwa itu sudah pukul 07.00. Ketar-ketirlah aku dibuatnya. Aku langsung mandi secepat kilat---sampai lupa rambutku tidak dikeramas. Setelah itu, aku langsung memakai seragamku. Kebetulan hari itu aku menggunakan seragam olahraga. Celana yang kugunakan terbalik. Aduh! Makin kesal aku karena kukira terlambat. Setelah berganti pakaian, aku menuju meja makan, belum ada sarapan yang tersedia di sana. Aku mencari ibu yang ternyata sedang asyik scroll media sosial.

"Ya ampun, Ibu! Aku udah telat ke sekolah. Ibu kok malah santai aja, sih?" Gerutuku kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun