Mohon tunggu...
Ai Nurhasanah
Ai Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pengajar yang masih harus banyak belajar | Seorang penikmat drama korea yang setuju bahwa salah satu me time terbaik adalah menonton | Seorang penulis amatir yang gemar mencurahkan segala apa pun yang terjadi di dunia fana ini | Mari menjelajahi tulisan saya. Amboooi!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tepian Mata

9 Desember 2022   18:03 Diperbarui: 9 Desember 2022   23:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesudah titian berkelok, di sana telah menanti jalanan lurus beserta markahnya
Selepas kegamangan,
ada kilap tak padam yang ikut serta menunggui

Dalam perjalanannya yang berkepanjangan,
banyak mawar indah di tengah pencariannya
Disaksikan sekawanan burung camar,
ia berjanji mengukuhkan satu pilihan

Pada Tuhan, ia menengadahkan kepalanya
Pada Tuhan, ia melafalkan kehendaknya
Pada Tuhan, ia bertekad menyempurnakan imannya

Usai dia dengan pengembaraannya,
ada tepian mata terakhir yang dikirim-Nya,
tepat setelah dia berhenti berjalan.
Kau, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun