Mohon tunggu...
Ainur Rofieq
Ainur Rofieq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membentuk dan Menyimpan Memori Pada Anak

29 November 2016   13:05 Diperbarui: 29 November 2016   13:08 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memori dari pengalaman di masa anak usia dini jarang dipertimbangkan, anak kecil secara sederhana hanya mengingat peristiwa-peristiwa yang memberi kesan kuat. Kebanyakan memori sadar di awal tampaknya hanya bertahan sebentar. Suatu investigator telah membedakan tiga tipe memori masa anak-anak yang menyajikan beragam fungsi yang berbeda: generik, episodik, dan autobiografis ( Nelson, 1993 ).

Memori generik, yang dimulai saat umur 2 tahun, menghasilkan sebuah naskah, atau garis-garis besar peristiwa-peristiwa yang sudah familier, berulang, seperti naik bus ke sekolah atau makan siang di rumah nenek. Hal ini membantu anak-anak mengetahui apa yang diharapkan dan bagaimana bertindak.

Memori episodik mengacu pada kesadaran memiliki pengalaman pada peristiwa teetentu atau episode pada waktu dan tempat yang khusus. Anak kecil mengingat lebih jelas kejadian yang baru di buat mereka. Memberikan kapasitas memori yang terbatas pada anak kecil, memori episodik bersifat sementara. Kecuali mereka mengulangi beberapa kali ( jika mereka mentransfernya ke memori genetik ), selama beberapa minggu atau bulan, lalu akan lenyap ( Nelson, 2005 ).

Memori autobiografis, jenis memori episidik, yna mengacu pada pengalaman tertentu yang membentuk sejarah hidup seseorang. Tidak semua hal dalam memori episidik menjadi bagian dari memori autobiografis hanya memori-memori istimewa, memiliki arti khusus bagi anak ( Fivush dan Nelson, 2004 ). Memori autobiografis umumnya muncul antara usia 3 tahun dan 4 tahun ( Howe, 2003, 1997; Nelson, 2004; Nelson dan Fivush, 2004 ).

Penjelasan untuk munculnya memori autobiografis yang relatif lambat datangnya adalah bahwa anak tidak dapat menyimpan di dalam memori peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan mereka hingga mereka bisa mengembangkan konsep diri ( Howe, 2003; Howe dan Courage, 1993, 1997; Nelson dan Fivush, 2004 ). Begitu pula hal yang kritis adalah munculnya bahasa, yang memudahkan anak-anak untuk berbagi memori dan mengaturnya dalam narasi persoalan ( Fivush dan Nelson, 2004; Nelson dan Fivush, 2004; Nelson, 2005 ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun