Mohon tunggu...
Ainur Rohman
Ainur Rohman Mohon Tunggu... Nelayan - Pengepul kisah kilat

Generasi pesisir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mertamu

3 November 2018   11:10 Diperbarui: 3 November 2018   11:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Ai, ai, bagaimana oe orang punya kaba?''

''Lumayan baik, koh.''

''Oe tampaknya kurang sehat, wajah oe pucat ada apa?''

''Biasa, ini hanya kurang tidur saja, koh.''

''Ada persoalan apa? Sampai oe kurang tidur.''

Badanku mendadak kaku, mulutku terkunci, bibirku terdiam belum mampu memainkan lidah.

''Kenapa oe diam, ceritakan saja.''

Lagi-lagi sumber suara koh Acoi membuyarkan pertapaan sunyiku, sorot tajam matanya terfokus kepada dua bola mataku, aku merasa lagaknya sudah seperti jaksa, dan tatapan matanya itu semakin mendesakku. Mencoba terbangun dari kutukan, bibirku mulai membuka suara.

''Koh, apa aku ini salah, kalau suka sama perempuan yang lebih dari aku dalam segala hal, dan hiya, memang aku sendiri punya pikiran untuk mendapatkan perempuan yang seperti itu?''

''Apa oe cinta betul-betul sama perempuan itu?''

''Dengan segenap jiwa dan sepenuh hati, koh.''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun