Berjalan2 di seputaran banda aceh terlihat betapa banyaknya wajah2 asing mengisyaratkan mereka sebagai pendatang di tanah rencong ini. beberapa dari mereka menggunakan transportasi umum yang dinamakan dengan becak motor. memang akhir2 ini, aceh sedang ramai2nya pengunjung, berbagai event dilaksanakan mulai dari perlombaan diving, upacara 17an di bawah laut pantai iboih sabang, hingga sebagai tuan rumah dalam acara perlombaan MTQ, dan banyak event lainnya. Luar biasa memang dan semoga mereka yang berkunjung mendapatkan kesan yang baik dan memori yang tak terlupakan hingga ingin kembali ke daerah bekas konflik dan bencana ini.
Nah, berbicara mengenai transportasi umum, Aceh punya beberapa terutama yang lintas dalam kota, di antaranya becak mesin (menggunakan motor), Labi- labi (mobil semi pick up yang dimodifikasi), damri (biasa digunakan mahasiswa untuk ke kampus), dan juga taxi (yang biasanya hanya ada di bandara, itupun terkadang dengan plat hitam dan argo tersendiri yang ditawarkan supir taxinya, tapi jangan khawatir, tetap aman kok meskipun taxi2 tersebut bukan berada di bawah perusahaan tertentu), taxi ini jarang beroperasi di kota, entah mengapa mungkin karena peminatnya juga kurang.
Melihat ramainya pendatang yang berkunjung menikmati budaya dan keindahan alam di aceh, sepertinya para pengemudi transportasi publik terutama abang becak mesin, sebenarnya memiliki peran yang besar dalam mempromosikan wisata aceh. tidak jarang mereka ditanyai mengenai sejarah dan merekomendasikan tempat yang baiknya dikunjungi pendatang mulai dari penginapan, makanan, tempat wisata, hingga tempat yang menarik untuk membeli sekedar buah tangan.
oleh karenananya, saya menyarankan kepada pemerintah setempat khususnya dinas kebudayaan dan pariwisata atau siapapun pihak yang terkait agar menyediakan pelatihan khusus mengenai menyapa jamee (tamu: bahasa aceh) conversation English dasar, pengetahuan secara luas mengenai sejarah dan budaya aceh dengan mendalam tentunya sangat penting sebagi informasi kepada pengunjung yang notabene tertarik karena keindahan alam dan budaya yang dimiliki daerah ini. pengetahuan mereka bukan hanya bermanfaat bagi aceh secara luas akan tetapi juga mereka bisa menambah pendapatan dengan langsung menjadi "guide" yang tentu lebih kalau bahasa dalam agama disebut dengan "shahih" karena mereka adalah penduduk pribumi asli (local citizen).
Kalaupun memang pernah dilakukan pelatihan yang demikian maka harus berkelanjutan, artinya harus dievaluasi proses dan jika memang belum memberikan efek positif maka diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Dan satu lagi untuk memberikan apresiasi dan warna tersendiri bagi kota banda aceh, maka baiknya ketika momentum banyaknya pengunjung seperti sekarang, dilakukan sayembara menghias becak mesin dengan hiasan yang menarik sehingga pendatang pun tidak kalah antusiasnya mengabadikan becak yang mereka tumpangi. Juga kalau di Jawa ada pemilihan Abang Jakarte apa salahnya kalau kita juga buat perlombaan pemilihan Abang becak yang diwakili oleh kota masing masing... wahhh saya rasa kalau ini dilakukan, Aceh akan semakin menarik bukan hanya wisata dan budaya yang diperhatikan tapi juga para abang becak yang bisa menjadi 'pahlawan' wisata bagi seramoe mekah ini.
sekian, semoga tulisan bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H