Kelompok sosial & organisasi Formal
Berbicara tentang Kelompok Sosial, kebanyakan kita menggunakan istilah kelompok secara bebas untuk menggambarkan manusia yang berkumpul, baik itu tiga orang asing di sebuah lift maupun ratusan orang di sebuah konser musik rock. Namun, dalam sosiologi, Richard T. Schaefer (2012) : “istilah kelompok (group) diartikan sebagai sejumlah manusia dengan norma, nilai dan harapan yang sama yang saling berinteraksi secara teratur” (Hal. 139). Klub mahasiswi dan persaudaraan, sanggar tari, asosiasi penyewa, dan klub catur dapat dikategorikan sebagai kelompok. Kunci pentingnya adalah anggota kelompok berbagai perasaan saling memiliki. Ciri khas inilah yang membedakan kelompok dari kumpulan (aggregat) manusia seperti penumpang yang bersama-sama ketika dalam pesawat, atau dari kategori manusia seperti mereka yang mempunyai ciri-ciri sama (seperti pensiunan), tetapi tidak melakukan aksi bersama.
Perhatikan sebuah kelompok paduan suara mahasiswa. Kelompok itu telah sepakat dengan nilai dan norma sosial. Setiap anggota ingin meningkatkan keterampilan menyanyi dan memperbanyak jadwal tampil. Sebagai tambahan, seperti kelompok lainnya, kelompok paduan suara memiliki struktur formal dan informal. Para anggotanya bertemu secara teratur; mereka memilih pemimpin yang mengatur pertemuan dan mengelola segal urusan mereka. Pada saat yang sama, beberapa anggota kelompok mengambil peran kepemimpinan informal dengan melatih teknik menyanyi dan keterampilan penampilan bagi anggota-anggota baru.
Kelompok sosial memiliki beberapa Tipe, diantaranya 1) Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group), Kelompok primer cirinya adalah kenal – mengenal anatara anggota – anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi, salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi adalah peleburan individu – indivu kedalam kelompok – kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Contohnya : di desa, seorang kepala desa dapat berhubungan dengan warganya sekaligus dalam kualitetnya sebagai kepala desa, sebagai wali, sebagai kawan dan sebagainya, dan hubungan itu kurang tampak pada masyarakat kota besar yang kompleks diman diperlukan pembagian kerja yang teratus, Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Contoh hubungan sekunder adalah kontrak (jual-beli). Pihak-pihak yang mengadakan kontrak saling berhubungan dengan tujuan tertentu. Hubungannya boleh dikatakan tidak dengan pribadi-pribadi pihak-pihak yang bersangkutan. 2) In-Group dan Out-Group, In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-group nya. 3) Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft), Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya. Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. 4) Formal Group dan Informal Group, Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya organisasi. Organisasi merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha, yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme administratif. Staf administratif bertanggung jawab terhadap pemeliharaan organisasi dan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi. Misalnya, unit kepolisian lalu lintas terdiri dari bagian yang melakukan kegiatan lapangan (patroli,umpamanya), bagian administrasi, bagian logistik, bagian pemeliharaan kendaraan, bagian penyuluhan dan seterusnya.Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya klik (clique) suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal-balik antaranggota, biasanya hanya bersifat “antara kita” saja. 5) Membership Group dan Reference Group, Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak dapat dilakukan secara mutlak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok yang bersangkutan. Keadaan demikian dapat dijumpai, misalnya, pada informal group.
Refrence group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan perkataan lain, seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.
Kadang-kadang dapat pula kejadian bahwa segi-segi negatif yang dilaksanakan. Untuk menerangkan hal ini, perlu dikemukakan terlebih dahulu bahwa antara reference group dengan membership group agak sulit dipisahkan. Misalnya seorang anggota partai politik yang kebetulan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat merupakan membership group baginya, tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference group-nya, yaitu partainya. Hal ini kadang-kadang menampakkan segi-segi negatif karena anggota dewan yang terhormat tadi terlampau berpegang pada prinsip-prinsip refrence group.
Richard T. Schaefer (2012) : “Organisasi Formal (formal organization) adalah sebuah kelompok yang dibentuk untuk tujuan khusus dan disusun untuk efisiensi maksimal. Soerjono Soekanto mengemukakan organisasi formal adalah kesatuan-kesatuan hidup atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap sebagai sebuah asosiasi. US Postal Service, McDonald’s dan orkestra Boston Pops adalah contoh dari organisasi formal” (Hal. 144). Meskipun organisasi beragam dalam ukuran, tujuan yang spesifik dan tingkat efesiensinya, mereka dikondisikan untuk memfasilitasi pengaturan operasi skala besar. Mereka juga memiliki bentuk birokrasi organisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI